Skrining Kesehatan, Lebih 1.000 Jemaah Haji Resiko Tinggi

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana di Kantor KKHI Mekkah (Foto : HO-Kemenag RI)

MEKKAH.NIAGA.ASIA – Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Mekkah telah melakukan proses skrining lebih dari 1.000 jemaah yang resiko tinggi (risti).

“Dari 1.000 jemaah yang risti kita lakukan medical check up, ada 204 orang yang harus disafariwukufkan, artinya memang kondisi kesehatan mereka tidak memungkinkan untuk wukuf atau lempar jumrah secara mandiri. Jadi kita akan usulkan kepada Kemenag agar 204 ini bisa disafariwukufkan,” terang Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana ke media di Kantor KKHI Makkah, Jumat (1/7), dikutip niaga.asia dari laman Kementerian Agama.

Namun menurut Budi, jumlah 204 jemaah yang diusulkan untuk disafariwukufkan tersebut sifatnya masih dinamis, dan nanti akan bisa ditentukan di hari terakhir H-1 sebelum Arafah.

“Jadi nanti H-1 baru ketahuan berapa jumlah jemaah yang akan kita safariwukufkan, mudah-mudahan tidak bertambah,” kata Budi.

“Jadi kepada jemaah-jemaah yang kondisi kesehatannya secara medis tidak memenuhi syarat untuk wukuf atau lempar jumrah secara mandiri, kita akan tetap minta disafariwukufkan demi keselamatan jemaah, jadi jemaah tetap bisa wukuf tapi disafarikan,” sambungnya.

Dikatakannya, saat ini sudah masuk fase awal critical periode yang puncaknya nanti saat memasuki Armuzna, karenanya, kata dia, sebelum Arafah ini KKHI harus menyelesaikan seluruh skrining dengan harapan jemaah yang betul-betul sehatlah yang akan wukuf secara mandiri.

“Ini penting dilakukan agar tadi angka wafat saat jemaah wukuf bisa terkendali, dengan skrining ulang atau medical check-up ini bisa diketahui betul dan bisa melihat jemaah mana yang bisa dan jemaah mana yang tidak disafariwukufkan. Sekali lagi, keselamatan jemaah jadi prioritas kita,” tandas Budi.

Ia menambahkan, mayoritas penyakit jemaah risti adalah hipertensi, jantung terkait kardiovaskuler mendominasi penyakit jemaah.

“Saat ini penyakit jemaah didominasi hipertensi dan penyait terkait kardiovaskular, mungkin karena jemaah kita tahun ini masih tertib prokes, masih banyak jemaah Indonesia memakai masker sehingga angka penyakit parunya tidak sebesar yang diperkirakan,” tambahnya.

Menurutnya, menjelang Armuzna nanti KKHI terus mengimbau jemaah untuk menghindari kelelahan berlebihan, karenanya, kata dia, kalau sudah kelelahan yang berlebihan semua komorbid atau penyakit bawaan akan timbul.

“Kita imbau jemaah tetap minum yang cukup jangan tunggu haus untuk mencegah dehidrasi, tiga hari sebelum Arafah nanti perbanyak istirahat di hotel masing-masing agar kesehatan pulih dan siap untuk melaksanakan prosesi Armuzna dengan baik,” pungkasnya.

Sumber : Kementerian Agama | Editor : Saud Rosadi

Tag: