SMAN 1 Krayan Selatan Ongkosi Sendiri Paskibra ke Nunukan

Bupati Nunukan Hj Asmin Laura bersama Paskibra HUT Kemerdekaan RI  Tahun 2021. (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Demi mengharumkan nama sekolah dan mewakili wilayahnya, sekolah di Kecamatan Krayan Selatan, mengongkosi sendiri keberangkatan pelajarnya yang terpilih menjadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) di Nunukan, ibu kota Kabupaten Nunukan, 17 Agustus 2022.

“Pemerintah Kabupaten tidak menyiapkan biaya transportasi ke Nunukan dalam rangka mengikuti pembinaan dan pelatihan Paskibra,” kata Kepala SMAN 1 Krayan Selatan, Jhoni Sudai, pada Niaga.Asia, Selasa (29/03/2022).

“Dua pelajar dari SMAN 1 Krayan Selatan saat ini sudah berada di Nunukan. Keduanya di Nunukan hingga bulan Agustus,” tambahnya.

Pembiayaan dibebankan kepada masing-masing sekolah, sebetulnya menimbulkan masalah, apalagi bagi sekolah di pedalaman dan perbatasan dengan jumlah pelajar cukup sedikit.

Untuk memberangkatkan 2 pelajar mengikuti pembinaan Paskibra ke Nunukan, sekolah mengambil kebijakan menyisihkan dana BOS sebesar Rp 5 juta untuk biaya transportasi darat dan udara.

“Tadinya kami tidak izinkan anak-anak berangkat ikut Paskibra, tapi ada desakan dari Pemkab Nunukan harus mengirimkan pelajarnya,” kata Jhoni.

Biaya transportasi udara untuk 2 pelajar dari bandara Long Layu di Kecamatan Krayan Selatan menuju bandara Long Bawan di Kecamatan Krayan, sebesar Rp 2 juta, ditambah lagi ongkos penerbangan dari Long Bawan menuju Bandara Nunukan sekitar Rp 800 ribu.

Anggaran yang disiapkan sekolah kepada pelajar hanya untuk transportasi, selebihnya mungkin dibantu oleh orang tua masing-masing yang merasa bahagia anaknya terpilih sebagai paskibra di perayaan HUT kemerdekaan di tingkat kabupaten.

“Mahalnya tiket pesawat di Krayan, katanya pengaruh cuaca kurang baik karena musim penghujan,” tuturnya.

Jhoni mengakui bantuan Rp 5 juta dari sekolah tidak mencukupi selama mengikuti pembinaan, namun sekolah tidak mungkin mengalokasikan lebih besar lagi, dikarenakan dana BOS yang diterima tahun 2022 hanya sebesar Rp 15 juta  dari jumlah murid 50 orang.

Dirinya menyarankan alangkah baiknya di tahun-tahun berikutnya biaya pembinaan dan pelatihan paskibra terbaik biaya transportasi pemberangkatan pelajar yang berada di pelosok pedalaman dialokasikan dalam APBD Nunukan,

“Dana BOS ada tapi sedikit, lagi pula ada juga kebutuhan sekolah yang kepentingannya sama-sama pentingnya,” tutur Jhoni.

Tanggapan Disbudporapar

Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Junaidi membenarkan tidak adanya anggaran pembinaan dan pelatihan Paskibraka sejak tahun 2017/2018 – 2022.

“Dari tahun 2017-2018 sampai sekarang sudah tidak ada anggaran kegiatan Paskibra Nunukan,” jelasnya.

Kecamatan Krayan Selatan baru pertama kali mengirimkan perwakilan Paskibra tingkat kabupaten, karena minimnya anggaran ini, Pemerintah Nunukan bermohon kepada Polsek dan Koramil untuk melatih membina calon Paskibra.

Polsek maupun Satgas Pamtas dan Marinir di perbatasan diminta sebagai tim seleksi yang menentukan kelayakan tinggi badan, kesehatan dan keahlian baris berbaris calon Paskibraka tingkat kabupaten.

“Harusnya dianggarkan semua kegiatan Paskibra dari kecamatan sampai kabupaten. Anak-anak adalah peserta didik yang membanggakan,” terangnya.

Dikatakan Junaidi,  Disbudporapar  Nunukan telah menyeleksi 54 Paskibra dengan rincian, sebanyak 43 Paskibra untuk Kabupaten dan 11 Paskibra yang terpilih lainnya akan dikirim ke tingkat Provinsi Kaltara.

Tidak hanya Paskibra, Disbudporapar Nunukan juga menyeleksi audisi paduan suara usia 16 -23 tahun yang diambil dari pelajar SMA sampai Mahasiswa untuk dikirim ke tingkat nasional berlatih persiapan menyanyikan lagu Indonesia raya di HUT Kemerdekaan RI.

“Ini sama nasibnya, audisi paduan suara tidak dianggarkan pemerintah, inilah sulitnya bagi Disbudparpora menyelenggarakan kegiatan,” jelasnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: