
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Komite SMAN 10 Samarinda meminta kepastian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Timur (Kaltim) agar pengelolaan lingkungan sekolah tetap kondusif dan harmonis di tengah keberadaan dua sekolah dalam satu kawasan di Kampus A HAM Riffadin, Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda.
Permintaan ini disampaikan Anggota Komite SMAN 10 Samarinda, Dwiyanto Purnomosidhi, saat dia mengikuti kunjungan kerja Komisi IV DPRD Kaltim ke Kampus A HAM Riffadin yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi IV H Baba, Senin (14/7).
Kunjungan ini juga dihadiri wakil ketua Andi Satya Adi Saputra, sekretaris Darlis Pattalongi, serta anggota lain seperti Fuad Fakhruddin. Hadir pula Kabid Pembinaan SMA Disdikbud Kaltim Muhammad Jasniansyah, Plh Kepala SMAN 10 Samarinda Fannana Firdausi, serta sejumlah orang tua siswa baru.
Pada kesempatan itu, Dwiyanto Purnomosidhi mempertanyakan soal rencana pelaksanaan kegiatan bersama, termasuk upacara bendera, mengingat halaman sekolah di Kampus A saat ini juga masih ditempati Yayasan Melati.
“Apakah juga akan ada upacara? Kalau iya, lapangan yang nantinya digunakan itu yang mana?,” tanyanya kepada jajaran sekolah.
Menanggapi hal tersebut, Plh Kepala SMAN 10 Samarinda, Fannana Firdausi, yang juga Waka Sarana dan guru Biologi, memastikan agenda upacara tetap akan dilaksanakan di lapangan depan. Ia pun menegaskan bahwa sekolah sudah merancang kegiatan dengan memperhatikan kondisi eksisting di lapangan.
“Enggeh. Agendanya tetap lapangan upacara depan itu,” jawabnya.Namun, kekhawatiran dari pihak komite tetap mengemuka. Mereka tidak ingin siswa-siswi terlibat dalam situasi yang membingungkan atau bahkan menimbulkan gesekan antar dua institusi pendidikan yang berada dalam satu lokasi fisik.
“Situasinya ini kan masih ada bangunan biru dan coklat. Jangan sampai nanti malah terjadi konflik. Maksud saya itu harus ada kepastian. Karena terlihat dalam satu halaman dan satu pagar ini ada dua sekolah. Itu yang harus dipastikan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim H. Baba, meminta agar semua pihak tidak memperuncing kondisi yang ada, dan mempercayakan sepenuhnya penataan kepada pemerintah.
“Pak, Bapak dari komite jangan juga terlalu memperuncing dalam keadaan begini. Ini bisa saja satu halaman kita berdua. Yang penting nanti pemerintahlah yang berkomunikasi. Jangan ada yang di luar dari aturan itu,” tegasnya.
Ia mengajak semua pihak untuk tetap fokus pada kemajuan yang sudah dicapai sejauh ini. Sebab, kondisi saat ini merupakan salah satu progres daripada kesiapan ruang belajar dan fasilitas utama SMAN 10 Samarinda di lokasi baru. Karena meskipun belum sepenuhnya selesai, fasilitas inti sudah bisa digunakan.
“Setidak-tidaknya ini membuahkan hasil yang baik dalam keadaan gedung yang sebelumnya belum siap pakai. Sekarang 12 kelas sudah bisa dipakai. Sepuluh kelas untuk siswa SMAN 10, satu untuk perpustakaan, satu lagi lab komputer. Insyaallah sebelum 26 Juli seluruh fasilitas sudah siap,” tambah H Baba.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim dari dapil Kota Samarinda Andi Satya Adi Saputra, turut merespons kekhawatiran komite. Ia mengakui bahwa proses transisi memang memerlukan perhatian ekstra dan koordinasi lintas pihak.
“Artinya begini Pak Jasni (merujuk ke Kabid SMA Disdikbud Kaltim), tolong ke depan agar transisinya lebih smooth, lebih mulus. Karena tahun depan dan tahun-tahun berikutnya kita harapkan dua atau tiga angkatan sudah bisa pindah semua ke sini,” bebernya.
Andi Satya juga menyampaikan optimisme bahwa situasi ini tetap bisa dikendalikan selama komunikasi berjalan baik dan semua pihak memiliki tujuan yang sama, yaitu mendidik generasi muda dalam lingkungan yang nyaman dan aman.
“Kita sama-sama upacara Indonesia Raya, lagunya sama, benderanya sama-sama merah putih. Saya rasa tidak akan ada masalah insyaallah,” jelasnya dengan nada meyakinkan.
Sementara itu, Jasniansyah pun menyatakan bahwa Dinas Pendidikan terus bekerja keras menyelesaikan fasilitas pendukung seperti listrik, air, dan sanitasi. Ia memastikan semua infrastruktur akan siap digunakan sebelum tanggal 26 Juli 2025, ketika siswa mulai menghuni asrama secara permanen.
Pada akhir pertemuan, semua pihak sepakat untuk mengutamakan kolaborasi, dialog, dan kesepahaman dalam menyambut siswa baru SMAN 10 Samarinda di lingkungan Kampus A HAM Riffadin. Dengan semangat bersama, harapannya, kolaborasi ini menciptakan iklim pendidikan yang kondusif, progresif, dan bebas dari konflik.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim
Tag: SMAN 10 Samarinda