
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Di tengah gencarnya tuntutan dunia kerja yang semakin kompetitif, SMAN 8 Balikpapan menjawab tantangan dengan terobosan berani menerapkan Kurikulum Dual Track.
Program ini telah memasuki tahun ketiga, dan menjadi salah satu langkah strategis sekolah untuk membekali siswa dengan keterampilan praktis tanpa mengabaikan prestasi akademik.
Program Dual Track sendiri merupakan kerja sama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Timur dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
ITS berperan dalam menyusun kurikulum, melakukan pemantauan, hingga evaluasi pelaksanaan program. Dalam satu tahun, pelatihan berjalan selama 120 jam—100 jam untuk pelatihan, produksi, dan pemasaran, serta 20 jam untuk orientasi dan evaluasi.
Kepala SMAN 8 Balikpapan, Ali Arham menerangkan, sekolahnya termasuk dari 20 SMA di Kaltim yang dipilih untuk mengadopsi program ini.
“Awal penerapan penuh tantangan. Belum ada alat, belum tahu alur pelatihan, bahkan pendanaan pun belum pasti. Tapi kami tetap melangkah,” kata Ali, Rabu 30 Juli 2025.
Sebagai solusi, sekolah menggandeng pelatih dari luar. Siswa mendapat pembelajaran langsung dari pelaku industri. Mulai dari pengolah makanan ringan dari Sentra Industri Kecil Tritip (SIKT), pelatih minuman dari Warung Nusantara, pembatik dari Batik Shaho, hingga praktisi multimedia lokal berpengalaman.
Pada tahun pertama, minimnya fasilitas membuat siswa dikirim langsung ke lokasi pelatihan. Mereka belajar di sentra industri, studio batik, hingga terjun langsung meliput acara bersama pelatih multimedia.
“Anak-anak bahkan berangkat naik angkot. Pengalaman ini justru membentuk mental dan keterampilan mereka,” tambah Ali.
Tahun kedua membawa perubahan signifikan. Peralatan mulai berdatangan ke sekolah, dari perlengkapan tata boga seperti oven industri, mesin kopi, dan alat proofing, hingga fasilitas tata busana seperti mesin jahit dan manekin, serta perangkat multimedia lengkap mulai dari kamera DSLR, lighting, hingga mesin press.
Ali menyebut dukungan Pemprov Kaltim ini membuat pelatihan semakin optimal.
“Beberapa pelatih bahkan bilang, alat yang kami miliki sudah setara industri besar, bukan skala kecil lagi,” ujar Ali.
Dengan fasilitas lengkap dan bimbingan para praktisi, SMAN 8 Balikpapan optimistis program ini akan melahirkan lulusan yang siap mandiri.
“Harapan kami, setelah lulus, mereka tidak hanya berbekal ijazah, tetapi juga keterampilan yang bisa membuka peluang usaha,” pungkas Ali.
Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi
Tag: BalikpapanKaltimPelatihan KeterampilanPemprov KaltimPendidikanSMK