SMK-SMTI Yogyakarta Perkuat Ekosistem Pendidikan Vokasi

SMK-SMTI Yogyakarta, yang dikelola langsung oleh BPSDMI Kemenperin, tercatat sebagai sekolah negeri terakreditasi A dan bersertifikat ISO 9001:2015. (Foto Kemenperin/Niaga.Asia)

YOGYAKARTA.NIAGA.ASIA – Kementerian Perindustrian akan terus memperkuat ekosistem pendidikan vokasi melalui modernisasi kurikulum, peningkatan kapasitas instruktur, penyediaan teknologi pembelajaran, serta perluasan jejaring global.

“Langkah ini diharapkan mampu menciptakan SDM yang adaptif terhadap disrupsi teknologi dan memiliki kompetensi untuk memperkuat daya saing industri nasional di arena global,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Doddy Rahadi, Selasa (9/12/2025).

Salah satu satuan unit pendidikan vokasi milik Kemenperin yang menjalankan mandat tersebut adalah SMK-SMTI (Sekolah Menengah Kejuruan-Sekolah Menengah Teknologi Industri) Yogyakarta. Unit pendidikan ini telah menerapkan model pendidikan dual system (dengan komposisi praktik mencapai 70 persen), dan kurikulum berstandar internasional sebagai strategi menyiapkan SDM industri yang unggul dan siap kerja.

“Peningkatan kompetensi SDM industri merupakan fondasi dari transformasi ekonomi nasional. Karena itu, Kemenperin berkomitmen memperkuat pendidikan vokasi yang mampu melahirkan tenaga terampil yang relevan dengan kebutuhan industri dan perkembangan teknologi, termasuk industri 4.0,” tegas Doddy.

SMK-SMTI Yogyakarta, yang dikelola langsung oleh BPSDMI Kemenperin, tercatat sebagai sekolah negeri terakreditasi A dan bersertifikat ISO 9001:2015. Sekolah ini menerapkan model pembelajaran berbasis proyek, keterampilan teknis, serta karakter kerja, yang dipadukan dengan fasilitas laboratorium, workshop, dan sertifikasi kompetensi internasional.

Untuk memberikan kompetensi yang diakui industri global, siswa SMK-SMTI Yogyakarta mengikuti sertifikasi Vapro (Belanda) dan Siemens (Jerman), serta sertifikasi nasional melalui BNSP dan kemampuan bahasa Inggris melalui TOEIC.

Penerapan sertifikasi ini menjadi bagian dari proses pembelajaran yang terstruktur, dari penerimaan siswa, pembelajaran di sekolah, magang di industri, hingga penempatan kerja. SMK-SMTI Yogyakarta juga melibatkan industri sebagai mitra dalam pengembangan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran, magang, serta penyerapan lulusan. Masa studi sekolah ini selama tiga tahun, dengan empat semester pembelajaran di sekolah, dan dua semester di industri.

Untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja sektor manufaktur, sekolah mengembangkan tiga konsentrasi keahlian, yakni Teknik Kimia Industri, Kimia Analisis, dan Teknik Mekatronika. Semuanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan industri berbasis teknologi, otomatisasi, dan standar kualitas.

Setiap tahun, lulusan SMK-SMTI Yogyakarta terserap bekerja di industri, dan sisanya melanjutkan studi atau berwirausaha. Ini menunjukkan daya saing lulusan dan efektivitas model pendidikan vokasi yang diterapkan oleh Kemenperin.

Untuk mendukung pembelajaran berstandar internasional, SMK-SMTI Yogyakarta memiliki 32 ruang kelas, 19 laboratorium praktik, 5 laboratorium komputer, dengan koneksi internet 500 Mbps dan daya listrik 250.000 watt.  Penerapan fasilitas ini memungkinkan pembelajaran praktik yang intensif, berbasis teknologi dan simulasi industri.

Bahkan, SMK-SMTI Yogyakarta telah menjalin perjanjian kerja sama dengan PT Krakatau Posco. Kerja sama yang akan memakan waktu selama lima tahun (2023-2028) ini tentang pembinaan dan pengembangan sekolah menengah kejuruan berbasis pendidikan sistem ganda (dual system) dengan industri melalui kelas teknologi industri baja.

Sumber: Siaran Pers Kemenperin | Editor: Intoniswan

Tag: