Soal Anjing Liar, Ini Tanggapan Direktur RSUD Nunukan

Anjing berkeliaran sekitar ruang inap pasien RSUD Nunukan (Foto : istimewa/Niaga Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Sejumlah pasien dan pengunjung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan, mengeluhkan keberadaan anjing liar yang sering berkeliaran di sekitar ruang rawat inap pelayanan kesehatan.

Keberadaan anjing liar itu sempat pula menjadi perbincangan para netizen di media sosial. Netizen heran dengan semakin banyaknya anjing di luar ruangan, bahkan kejar-kejaran dengan keluarga pasien.

Menanggapi keluhan pasien dan keluarga pasien dan komentar netizen di media sosial, Direktur RSUD Nunukan Dr Dulman mengatakan, sangat sulit membendung ataupun mengusir anjing agar tidak masuk ke areal rumah sakit.

“Anjing itu masuk lewat tembok bagian belakang yang dijebol untuk masuk kendaraan pengangkut material bangunan,” kata dia kepada Niaga Asia, Senin (15/11).

Saat ini, RSUD Nunukan memang sedang melaksanakan pembangunan fisik rumah sakit. Dalam pekerjaannya membutuhkan jalur pintu keluar masuk untuk kendaraan besar proyek pengangkut material.

Untuk memudahkan keluar masuk kendaraan, kontraktor meminta izin membongkar tembok, dan akan kembali memperbaiki bangunan setelah pekerjaan rampung diperkirakan sekitar bulan Desember 2021.

“Bagaimana tidak banyak anjing, tembok dijebol karena pintu masuk di sana kecil kan? Kemarin-kemarin tidak ada anjing di RSUD,” sebutnya.

Dibukanya tembok bagian belakang menyebabkan Satpam RSUD kesulitan membendung masuknya anjing. Selain itu, tidak mungkin petugas jaga menghabiskan waktu tiap menit untuk berjaga dan mengusir hewan itu.

Terkait kondisi yang tidak nyaman ini, Dulman meminta pasien dan tamu pengunjung bersabar beberapa waktu. Jika proyek pembangunan fisik telah rampung, tembok yang dijebol itu pasti ditutup kembali.

“Kasihan juga satpam siang malam kejar- kejaran mengusir anjing. Masa waktu mereka habis mengurus anjing saja?” ujarnya.

Tidak hanya membongkar tembok, RSUD Nunukan terpaksa merelakan pintu pagar berukuran kecil di bagian belakang dijebol untuk jalur mobil angkutan material masuk ke lokasi pembangunan fisik.

Dulman memahami kekecewaan masyarakat yang melampiaskan rasa tidak nyaman lewat media sosial ataupun laporan ke bagian pelayanan RSUD. Keluhan seperti itu menurutnya hal biasa dan bisa dimaklumi.

“Saya tidak jawab komentar di media sosial, nanti kalau kita komen ada lagi menjawab Syukurlah ada kawan (wartawan) telpon, saya bisa meluruskan keadaan,” terangnya.

RSUD Nunukan di tahun 2021 melaksanakan sembilan kegiatan pembangunan fisik, di antaranya ruang Pinere untuk pemeriksaan PCR COVID-19, kamar operasi, renovasi ICU dan lainnya.

Semua lokasi pekerjaan fisik di bagian lahan belakang RSUD Nunukan dikelilingi tembok beton setinggi 3 meter sebagai pembahtas kawasan pelayanan kesehatan, dengan pemukiman penduduk.

“Hewan-hewan itu milik warga di sekitar rumah sakit. Ada pemiliknya jadi tidak mungkinlah kita matikan,” tutup Dulman.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: