SPBU Satu-satunya di Muara Lawa Terbakar, Ini Penjelasan Pertamina

Kepala Polsek Muara Lawa Iptu Muhammad Syafi’i di lokasi SPBU satu-satunya di Muara Lawa yang terbakar Senin 26 September 2022. Polisi memasang garis batas untuk memudahkan penyelidikan (handout/Polsek Muara Lawa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Warga Muara Lawa di kabupaten Kutai Barat dan sekitarnya mesti bersabar. Stasiun pengisian bahan bakar umum satu-satunya yang terbakar Senin siang belum bisa beroperasi setidaknya dalam sepekan ke depan. Pertamina perlu memastikan aspek keamanan dan kenyamanan di SPBU itu.

SPBU 65.757.007 yang terbakar berada di Jalan Poros Trans Kalimantan Timur di RT 02 Kampung Siu, Muara Lawa. Tiga mobil dan satu motor hangus pascakejadian itu. Satu orang dilaporkan terluka bakar.

Sebelum terbakar, truk tangki memuat 16 kilo liter bahan bakar umum (BBM) jenis Pertalite sedianya sedang dalam perjalanan menuju ke SPBU itu.

“Ada tangki 16 KL yang sedang bergerak ke SPBU itu memang sedang dalam perjalanan sebelum kejadian,” kata Susanto August Satria, Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, dalam pernyataannya kepada niaga.asia Senin malam.

Ilustrasi petugas SPBU melayani pembelian bahan bakar Pertalite. SPBU Muara Lawa di kabupaten Kutai Barat yang terbakar Senin 26 September 2022 belum bisa beroperasi. Pertamina harus memastikan aspek keamanan dan kenyamanan konsumen lebih dulu (handout/Pertamina)

Jumlah stasiun pengisian bahan bakar memang terbatas di Kutai Barat. Dua SPBU di sekitar SPBU Muara Lawa berjarak sekitar 20 kilometer dan 50 kilometer.

“Untuk keperluan bahan bakar, masyarakat sementara ke SPBU terdekat sekitar 20-an kilometer meski memang agak jauh,” Satria menerangkan.

Pascakejadian Pertamina melakukan mitigasi. Di SPBU Muara Lawa itu sebelumnya memang menyediakan tiga jenis BBM yakni Bio Solar, Pertalite dan Pertamax.

“Yang terbakar kan fuel pompa Pertalite dan fuel pompa solar. Yang tidak terbakar adalah fuel pompa Pertamax,” ujar Satria.

BACA JUGA :

Kronologi Terbakarnya SPBU di Kutai Barat

Stok Pertamax di tangki pendam SPBU memang sudah menipis. Meski demikian, Pertamina harus memastikan sarana dan prasarana di SPBU agar aman dan nyaman melayani konsumen.

“Kalau memang elektrifikasi sudah oke, dan aspek HSSE (Health, Safety, Security and Enviromental) juga sudah dipastikan oleh tim Pertamina, mitigasi berikutnya adalah pelayanan menggunakan fuel pompa Pertamax. Jadi itu nanti akan digunakan untuk Pertalite,” Satria menjelaskan.

Satu hingga dua hari ke depan tim Pertamina akan ke SPBU Muara Lawa melakukan pengecekan. Evaluasi diperkirakan memakan waktu hingga sepekan ke depan.

“Harus dipastikan imbas dari kebakaran itu pada aspek safety. Karena kan alat pemadam ringan (Apar) semuanya kan juga terpakai. Jadi tidak mungkin mengoperasikan SPBU itu, Apar-nya kosong,” ungkap Satria.

Tiga mobil hangus terbakar saat SPBU Muara Lawa terbakar Senin 26 September 2022 (handout/Polsek Muara Lawa)

“Pada intinya kita mau pastikan dulu semua yang terimbas dari kebakaran itu. Aman dari sisi safety dan sisi teknisnya,” Satria menambahkan.

Pertamina mengapresiasi kepolisian yang menyatakan SPBU bisa kembali dioperasikan menggunakan pompa Pertamax yang masih bisa digunakan untuk melayani masyarakat.

“Tapi kita pastikan dulu kaidah HSSE untuk kemudian kembali bisa dioperasikan untuk melayani konsumen,” sebut Satria.

Untuk itu masyarakat Muara Lawa dan sekitarnya diharapkan bersabar sementara waktu dan memenuhi kebutuhan BBM di SPBU sekitarnya.

“Setelah kejadian hari ini memang SPBU tidak bisa besok langsung beroperasi. Sekali lagi bahwa harus dipastikan perihal safety agar tidak ada masalah baru. Kalau soal pasokan aman, tidak ada masalah,” demikian Satria.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: