Speedboat Mati Mesin, Tiga Nelayan Sebatik Selamat Usai Hanyut Hingga Laut Malaysia

Tim Rescue BPBD bertemu istri salah seorang nelayan yang dikabarkan hilang saat memancing (HO-BPBD Nunukan)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA — Tiga nelayan Sebatik, Kabupaten Nunukan, yang dikabarkan hilang saat memancing sejak 15 Februari 2024 di perairan pancang putih Sebatik, ditemukan selamat oleh petugas kantor Imigrasi Tawau, Sabah, Malaysia.

Kepala Sub Bidang Informasi Penanggulangan Bencana Daerah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Muhammad Basir mengatakan, informasi diamankannya tiga orang pemancing Sebatik diperoleh dari Pos Polairud Nunukan, berselang satu hari setelah kejadian.

Speedboat nelayan ini mati mesin dan hanyut terbawa arus sampai ke perairan Malaysia. Beruntung mereka selamat dan saat ini berada di Tawau, Malaysia,” kata Basir kepada niaga.asia, Rabu 21 Februari 2024.

Ketiga nelayan itu adalah Joni Febi Mardiansyah (44) warga Bhakti Husada RT 03, Desa Sei Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur, Darwis (28) warga Jalan H Beddu Rahim RT 02, Desa Sei Pancang, Kecamatan Sebatik Utara, dan Syair (40) warga Tarakan.

Peristiwa itu bermula dari Joni Febi Mardiansyah beserta dua rekannya, meminta izin kepada istrinya untuk pergi memancing di perairan pancang putih sekitar pondasi rumput laut Desa Tanjung Karang, Kecamatan Sebatik.

Keberangkatan ketiga nelayan itu menggunakan speedboat bermesin 40 PK. Sebelum berangkat, Joni sempat berpesan kepada istrinya akan pulang dari memancing hari Jumat 16 Februari 2024 sekitar pukul 04.00 Wita.

“Keesokan harinya istri Joni bangun tidur mau Salat Subuh jam 4.30 pagi melihat suaminya belum pulang, lalu menghubungi nomor ponsel suaminya. Tapi handphone-nya tidak aktif,” sebut Muhammad Basir.

Istri korban berusaha mencari informasi dengan warga dan pemancing lainnya. Bersamaan dengan itu, BPBD menerima informasi dari Pos Polairud Nunukan terkait adanya tiga nelayan pancing yang dibawa ke Malaysia.

Untuk memastikan informasi, BPBD memberangkatkan satu tim rescue untuk berkoordinasi dengan unsur-unsur terkait seperti Polsek Sebatik Timur, Satgas Pamtas dan Pos Polairud Bukit Indah Sebatik.

“Kami sudah siapkan satu unit speedboat, tiga kantong jenazah serta peralatan medis untuk berjaga-jaga siapa tahu nelayan ini benar-benar hilang di laut,” ujar Muhammad Basir.

Memasuki hari kedua pencarian, tim rescue BPBD berkoordinasi dengan pos Imigrasi di Sei Pancang Sebatik untuk meminta informasi terbaru, namun pihak imigrasi Sebatik kesulitan menghubungi petugas imigrasi Malaysia.

Upaya lainnya dengan menghubungi Konsulat RI di Tawau, Sabah, Malaysia, gagal mendapatkan informasi dikarenakan konsulat RI di Tawau, belum menerima laporan kejadian dan tidak mengetahui posisi korban.

“Imigrasi Sebatik berjanji akan memberikan informasi terbaru apabila sudah terhubung dengan imigrasi Malaysia,” Muhammad Basir menambahkan.

Selanjutnya tim rescue BPBD Nunukan datang bertemu istri salah satu dari tiga nelayan di Desa Sei Nyamuk untuk mendapatkan info terkini. Diperoleh keterangan tiga nelayan dalam keadaan sehat di kantor imigrasi Malaysia.

Di sela pertemuan dengan warga sekitar rumah korban, BPBD Nunukan melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada nelayan untuk menjaga keselamatan di laut dan melengkapi diri dengan peralatan petunjuk arah saat pergi melaut.

“Rencananya istri korban hendak berangkat ke Tawau, mencoba mengurus penyelesaian pembebasan suaminya,” demikian Muhammad Basir.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Saud Rosadi

Tag: