Sri Lanka Berjuang Cari Dana Bayar Pengiriman Bahan Bakar

Seorang pria menunggu dalam antrian untuk membeli bensin karena kekurangan bahan bakar, di tengah krisis ekonomi negara itu, di Kolombo, Sri Lanka, 16 Juni 2022. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

KOLOMBO.NIAGA.ASIA — Sri Lanka sedang berjuang untuk mendapatkan dana USD 587 juta untuk membayar sekitar setengah lusin pengiriman bahan bakar, seorang menteri mengatakan itu pada hari Minggu, ketika negara yang kekurangan uang itu mencoba untuk mengatasi krisis keuangan terburuk dalam beberapa dekade.

Negara berpenduduk 22 juta orang itu tidak mampu membayar impor bahan makanan, pupuk, obat-obatan dan bahan bakar yang penting karena krisis nilai dolar yang parah.

Menteri Tenaga dan Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera mengatakan, pengiriman bahan bakar baru sedang disiapkan. Namun demikian negaranya sedang berjuang untuk mengumpulkan dana yang cukup, di mana untuk melakukan pembayaran, bank sentral hanya dapat memasok sekitar USD 125 juta.

Sri Lanka hanya memiliki bahan bakar cadangan sekitar 12.774 ton solar dan 4.061 ton bensin.

“Minggu ini kami membutuhkan USD 316 juta untuk membayar pengiriman baru. Jika kami menambahkan dua pengiriman minyak mentah, jumlah ini meningkat menjadi USD 587 juta,” kata Wijesekera kepada wartawan di Kolombo, dikutip niaga.asia dari REUTERS, Senin.

Pengiriman pertama 40.000 ton diesel dari Coral Energy diperkirakan akan tiba sekitar 9 Juli dan pembayaran sebagian sebesar USD 49 juta harus dilakukan untuk pengiriman kedua dari Vitol pada hari Kamis.

Dihadapkan dengan stok solar dan bensin yang sangat terbatas, Sri Lanka pekan lalu menutup sekolah, meminta pegawai negeri untuk bekerja dari rumah dan membatasi pasokan bahan bakar pemerintah untuk layanan penting.

Menteri Wijesekera mengatakan negara harus berusaha untuk mengumpulkan dana dari pasar terbuka dan mencari opsi pembayaran yang lebih fleksibel dari pemasok.

“Rencana untuk menyelesaikan utang USD 800 juta kepada tujuh pemasok untuk pembelian yang dilakukan tahun ini sedang dibahas,” sebut Wijesekera.

Pejabat Dana Moneter Internasional (IMF) akan terus mengadakan pembicaraan dengan Sri Lanka untuk kemungkinan paket bailout USD 3 miliar. Hal itu dikatakan pekan lalu setelah mengakhiri kunjungan 10 hari ke Kolombo.

Namun, pencairan dana dari IMF tidak mungkin dalam waktu dekat karena negara tersebut harus terlebih dahulu mendapatkan utangnya ke jalur yang berkelanjutan.

Sumber : Kantor Berita REUTERS | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: