Sri Lanka Hadapi Risiko Darurat Kemanusiaan Besar-besaran

Seorang wanita memindahkan tabung elpiji di tengah antrean di distributor di tengah krisis ekonomi negara itu di Kolombo, Sri Lanka, 1 Juni 2022. (REUTERS/Dinuka Liyanawatte)

JENEWA.NIAGA.ASIA — Sri Lanka berisiko mengalami krisis kemanusiaan besar-besaran karena ekonomi negara itu sedang mengalami guncangan terbesar dalam beberapa dasawarsa. Demikian pernyataan kantor kemanusiaan PBB (OCHA), Jumat.

Tidak kurang 22 juta orang Sri Lanka menderita gejolak keuangan paling serius di negara itu dalam tujuh dekade, lantaran kekurangan bahan bakar, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya di tengah rekor inflasi dan devaluasi mata uangnya.

“Sri Lanka menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak kemerdekaan pada tahun 1948. Kami khawatir bahwa ini dapat berkembang menjadi darurat kemanusiaan besar-besaran,” kata juru bicara OCHA Jens Laerke pada konferensi pers reguler PBB di Jenewa, dikutip niaga.asia dari REUTERS, Sabtu.

Menanggapi permintaan dari pemerintah, Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Kamis mengatakan telah meluncurkan rencana untuk memberikan bantuan USD 47,2 juta antara Juni dan September 2022 untuk 1,7 juta orang yang terkena dampak krisis paling parah.

Christian Skoog, perwakilan UNICEF di Sri Lanka, badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan 70% rumah tangga Sri Lanka telah mengurangi konsumsi makanan dan sebanyak satu dari dua anak memerlukan beberapa bentuk bantuan darurat.

Sumber : Kantor Berita REUTERS | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: