
GANDHINAGAR.NIAGA.ASIA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan bahwa kinerja ekonomi Indonesia tetap tangguh di tengah guncangan ekonomi global dalam sesi pertama Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Gandhinagar, India.
“Enam kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi Indonesia konsisten terjaga di sekitar 5%. Kondisi yang cukup baik jika dibandingkan beberapa negara saat ini”, ujarnya sebagaimana dikutip dari akun Instagram @smindrawati pada Selasa (18/07).
Ia mengatakan, kombinasi antara kebijakan fiskal dan moneter menjadi kunci penting untuk mencapai hal tersebut. Salah satunya, melalui disiplin terhadap konsolidasi fiskal setelah pandemi lalu.
Pada sesi pertama, Menkeu juga membahas prioritas Indonesia dalam hal Mekanisme Transisi Energi Indonesia (ETM) dan juga Pandemic Fund yang merupakan inisiatif dari Presidensi G20 Indonesia tahun lalu.
“Isu ini juga terus kita suarakan dalam berbagai forum multilateral seperti @g20org dan @asean,” jelasnya.
Selaras dengan sesi pertama, di sesi kedua Sri Mulyani juga membahas mengenai mekanisme pembiayaan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui Energy Transition Mechanism (ETM).
“Indonesia sendiri tahun lalu sudah meluncurkan ETM Country Platform yang saat ini telah menerima pendanaan sebesar USD500 juta untuk mempercepat penutupan 2 proyek pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 1,6 Giga Watt,” kata Menkeu.
Terakhir, Menteri Keuangan juga membahas mengenai agenda Presidensi G20 India, yaitu Financing Cities of Tomorrow. Ia mengatakan bahwa Indonesia sangat mendukung dan mengapresiasi inisiatif ini, khususnya pada acara dialog infrastruktur.
“Sangat penting bagi kita untuk bisa terus membangun dunia, namun di saat yang bersamaan juga tetap menjaga bumi tempat kita tinggal,” ujarnya.

Kemudian dalam pertemuan terpisah dengan Menteri Keuangan Australia, James Edward Chalmers MP, Sri Mulyani membahas beberapa topik mengenai hubungan Indonesia dan Auatralia, termasuk isu seputar perpajakan dan reformasi perpajakan menjadi perbincangan hangat pada pertemuan kali ini.
Selain perpajakan, kedua Menteri Keuangan tersebut juga bertukar pikiran mengenai topik-topik yang relevan dengan G20 India 2023 kali ini, diantaranya terkait pembiayaan perubahan iklim.
“kami bahas potensi kolaborasi terkait taksonomi dan juga pembiayaan hijau di kawasan Asia,” tutur Menkeu dalam akun instagram resmi @smindrawati pada Selasa (18/07).
Selanjutnya, isu lain yang menjadi bahan pembahasan adalah mengenai infrastruktur dan pembiayaannya yang mengintegrasikan Public Private Partnership.
“Pada kesempatan ini juga saya sampaikan apresiasi atas dukungan Jim terkait keanggotaan Indonesia pada Financial Action Task Force (FATF). Terima kasih, Jim,” tukasnya.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan
Tag: Keuangan