Stok Air Sedikit, Suplai Ke 4.000 Pelanggan PDAM Nunukan Bergiliran 

Direktur PDAM Nunukan Masdi. (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Keluhan macetnya suplay air yang mengalir kerumah-rumah pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)  Kabupaten Nunukan, tidak hanya saat musim kemarau karena debit air di empung-empung mengalami kekosongan.

Memasuki musim penghujan, sejumlah lokasi perumahan penduduk di Pulau Nunukan nyatanya tetap menerima nasib serupa dengan musim kemarau, pelanggan PDAM pasrah menunggu giliran 2 sampai 3 hari air mengalir kerumah mereka.

Sebagai contoh, pelanggan di Kelurahan Nunukan Timur, Kelurahan Nunukan Tengah, hingga Kecamatan Nunukan Selatan, beberapa hari ini mengeluhkan macetnya air, padahal saat ini musim penghujan embung-embung berisi air.

Memanggapi keluhan pelanggan, Direktur PDAM Nunukan Masdi menjelaskan, pelanggaran air bersih yang dialiri oleh Instalasi Pengolahan Air (IPA) Embung Sei Bolong mengalami gangguan karena stok air bersih sangat sedikit.

“Hujan yang turun di Nunukan tidak merata, di wilayah sekitar embung Sei Bolong curang hujan sangat rendah dibandingkan diwilayah embung lainnya,” katanya.

Embung yang menerapkan sistem tadah hujan akan terganggu pengolahan air bersihnya di saat curah hujan rendah, apalagi di embung Sei Bolong terjadi pendangkapan cukup parah, akibat runtuhan tanah-tanah yang dibawa air.

Saat ini, kata Masdi, embung sei bolong dengan ketinggian 2 meter tidak mampu maksimal mengolah air bersih, daya disedot hanya sekitar 25 sampai 35 centimeter dari ketinggian air, keterbatasan inilah yang menyebabkan suplai kepelanggan terganggu.

“Kenapa stok air di embung Sei Bolong minim, karena curah hujan disana rendah, ditambah lagi pendangkalan penampungan air,” bebernya.

Dengan debit air rendah, PDAM hanya bisa mengolah air untuk warga maksimal 40 liter perdetik, sedangkan pelanggan yang perlu dipasok 4.000 sambungan. Sangat tidak sebanding.

PDAM dan Pemerintah Nunukan telah berupaya meningkatkan data tampung embung dengan cara mengeruk tanah yang mengendap di dasar embung dan menanam pohon dari embung menuju kawasan hutan lindung dalam rangka mengatasi erosi.

Pemerintah daerah juga merusaha meningkatkan sumber bahan baku air dengan membangun embung dititik-titik tertentu, penambahan embung ini dipersiapkan untuk memenuhi jumlah penduduk yang semakin bertambah.

“Kita bangun embung di Sei Fatimah untuk kebutuhan RSUD Nunukan dan warga Desa Binusan. Untuk pulau Sebatik dipersiapkan embung Lampri luas 500 kubik,” jelasnya.

Beda dengan embung Sei Bolong, suplai pelanggan PDAM bersumber dari ipa embung Sei Bilal sangat lancar, faktor curah hujan sangat tinggi di wilayah embung mempengaruhi stok bahan baku air bersih selalu tersedia.

“Ketinggian embung Sei Bilal 5 meter dan disana juga curah hujan sangat bagus, keadaan ini tidak dimiliki oleh embung Sei Bolong,” bebernya. (002)

Tag: