Stok Beras Premium di Balikpapan Mulai Pulih

Stok beras premium di salah satu toko di Balikpapan. (Foto Putri/Niaga.Asia)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Ketersediaan beras premium di Kota Balikpapan perlahan mulai pulih setelah beberapa pekan terakhir sempat mengalami kelangkaan.  Meski pasokan kembali mengisi pasar, harga jual yang ditemui masyarakat masih lebih tinggi dibandingkan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Berdasarkan pemantauan Dinas Perdagangan (Disdag) Balikpapan, hingga awal September 2025 harga beras medium tercatat berada di kisaran Rp 13.080 hingga Rp 15.440 per kilogram. Sementara beras premium rata-rata menyentuh Rp 17.340 per kilogram, atau masih di atas HET yang ditetapkan sebesar Rp 15.400 per kilogram.

Kepala Disdag Balikpapan, Haemusri Umar, menjelaskan bahwa salah satu faktor utama tingginya harga beras adalah kenaikan harga gabah di Pulau Jawa. Kenaikan tersebut berdampak langsung pada harga beras yang dipasok ke Balikpapan.

“Biaya produksi ikut meningkat. Jadi ketika beras didatangkan dari Jawa, harga yang diterima pedagang memang sudah lebih tinggi,” ungkap Haemusri, saat dikonfirmasi langsung, Sabtu (6/9/2025).

Selain faktor produksi, ongkos distribusi dan transportasi juga menambah beban harga. Haemusri menyebut bahwa pasokan dari Sulawesi memang sudah mulai masuk dan sedikit membantu ketersediaan. Namun, distribusi dari Pulau Jawa yang masih terbatas membuat harga belum bisa stabil.

“Secara aturan harga tidak boleh melebihi HET. Tetapi kondisi di lapangan dipengaruhi biaya tambahan, sehingga harga yang ditemui masyarakat tetap lebih tinggi,” jelasnya.

Untuk menjaga kestabilan harga, Disdag Balikpapan rutin melakukan pemantauan di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Sepinggan, Pasar Klandasan, dan Pasar Pandansari. Dari pemantauan itu, petugas mengambil sampel harga dan menghitung rata-rata untuk dijadikan acuan.

“Harga yang kami temukan di lapangan diambil sampelnya, lalu dihitung rata-rata untuk jadi acuan HET,” terang Haemusri.

Data harga dan ketersediaan beras tersebut juga dikirimkan ke pemerintah pusat agar kondisi pasar di daerah dapat dipantau secara real-time.  Langkah tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan intervensi yang lebih tepat sasaran.

Selain pemantauan harga, pemerintah daerah juga terus berkoordinasi dengan pemasok dan pedagang untuk memastikan distribusi beras berjalan lancar. Upaya intervensi pasar melalui operasi pasar murah juga menjadi salah satu opsi apabila harga terus bertahan di atas HET.

“Pemkot berkomitmen menjaga agar masyarakat tetap bisa mengakses beras sebagai kebutuhan pokok utama. Intervensi pasar akan dilakukan bila diperlukan,” tekan Haemusri.

Dengan pasokan dari Sulawesi yang mulai mengalir, pemerintah optimistis stok beras di Balikpapan akan semakin membaik dalam beberapa pekan ke depan.

Kendati demikian, ia mengungkapkan, harga diperkirakan baru akan stabil apabila distribusi dari Pulau Jawa kembali normal.

“Kami harap harga bisa segera turun mendekati HET sehingga masyarakat tidak terlalu terbebani,” pungkas Haemusri.

Penulis : Putri | Editor : Intoniswan

Tag: