Stok Sembako di Pulau Sebatik dan Nunukan Terancam Kosong

aa
Perwakilan pedagang sembako di Sebatik dan Nunukan dikawal Polisi mengadukan penangkapan tiga kapal pedagang sembako oleh Ditkrimsus Polda Kaltara ke DPRD Nunukan, Senin (4/3/2019). (Foto Budi Anshori)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Stok sembilan bahan pokok (sembako) di Pulau Sebatik terancam kosong paska penangkapan tiga kapal pedagang lintas batas Sebatik-Tawau, Malaysi oleh Ditkrimsus Polda Kaltara pada hari Sabtu (2/3/2019) yang dapat mimicu kelangkaan dan melonjaknya harga sembako.

“Saya kuatir toko-toko di Sebatik tutup karena tidak memiliki stok sembako, kalau sudah begini siapa yang dirugikan,” kata Abdullah, salah seorang pedagang sembako sesaat  sebelum melakukan rapat dengar pendapat (RDP) denganDPRD Nunukan, Senin (4/3/2019).

Pedagang Lintas Batas Protes Polda Kaltara Tangkap Kapal Sembako

Saat ini, kata Abdullah, kios dan toko di Sebatik mulai kehabisan stok sembako seperti gula, garam dan lainnya. Kalau tidak ada pasokan sembako, mungkin dalam 3 hingga 4 hari lagi tutup semua toko di Sebatik. Keadaan serupa juga terlihat di Pulau Nunukan. Banyak pedagang  mulai resah karena sebagian sembako didatangkan  dari Malaysia. “Kita ini mau cepat dan praktis beli sembako, kalau tunggu produk Indonesia bisa 7 minggu sampai,” ujarnya.

Abdullah menuturkan, pemerintah sampai hari ini tidak mampu menjamin kebutuhan warga Sebatik, karena itu, muncul kearifan lokal terkait perdagangan lintas batas sebagai solusi pemenuhan kebutuhan warga. Negara Malaysia tidak mempermasalahkan perdagangan, toh mereka menjual dan membiarkan sebagian  sembako di Tawau dibeli dan dibawa ke Sebatik ataupun Nunukan. Alangkah anehnya pemerintah Indonesia malah melarang. “Pedagang bawa uang dan membeli sembako  ke Malaysia,  sampai di Indonesia, mereka malah dituduh pencuri, pedagang illegal,” bebernya.

Menurutnya, kearifan lokal perlu diterapkan untuk warga perbatasan. Tidak semua sembako Indonesia bisa didapat di wilayah perbatasan, tapi di sisi lain petugas kepolisian aktif menyita, dan  menangkap kapal-kapal sembako. “Gula, minyak makan, bumbu dapur ataupun gas elpiji dan lainnya masih tergantung Malaysia, apakah kita tega menutup perdagangan tanpa ada kepastian pemerintah menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat,” kata Abdullah.

Dijelaskan, tiga kapal sembako, KM Teresia, KM Sentosa Abadi Jaya , dan KM  Handayani dilengkapi surat perjalanan. Kalau pemerintah mau pungut pajak, silahkan selama ada aturan itu, kata Abdullah. Pemerintah dan petugas Indonesia harusnya memberikan pembinaan dan sosialisasi kepada pedagang, kalaupun bisnis perdagangan lintas batas dilarang Undang- Undang, tolong diperjelas dan terapkan aturan secara tegas. “Tutup semua jalur itu, tangkap semua kapal, jangan sesekali nanti dibiarkan lagi kapal sembako lewat,” ujarnya. (002)