Sudah Vaksin Tapi Sertifikat Belum Keluar, Ini Solusi Terbaiknya

Vaksinasi COVID-19 (Foto : kemkes.go.id)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemerintah terus mengejar cakupan vaksinasi COVID-19. Namun masih ada masyarakat bingung sertifikat mereka belum keluar di aplikasi pedulilindungi. Cara terbaik solusi masalah itu dengan mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan. Demikian pejabat dinas kesehatan mengatakan itu di Samarinda Senin.

Kegiatan vaksinasi dosis satu, dua dan ketiga masih digalakkan sampai hari ini, di mana di antaranya dilakukan di pusat perbelanjaan. Tidak terkecuali di kota Samarinda.

Penting diketahui sebelum mengikuti kegiatan vaksinasi massal, sebagai langkah awal penting bagi masyarakat paham dan tahu persis siapa penyelenggara vaksinasi yang diikuti.

“Misalnya, masyarakat ingin ikuti kegiatan vaksinasi di tempat A, itu mesti tahu dulu fasilitas kesehatan mana yang menyelenggarakan kegiatan vaksinasi itu,” kata dr Osa Rafshodia, kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan kota Samarinda dalam pernyataannya kepada niaga.asia

Dari sistem, usai vaksinasi dan setelah nomor handphone berikut data nomor induk kependudukan (NIK) dimasukkan oleh petugas penyelenggara vaksinasi ke dalam sistem kementerian kesehatan, sertifikat vaksinasi akan keluar di aplikasi pedulilindungi dalam waktu satu kali 24 jam.

BACA JUGA :

1,9 Juta SDM Kesehatan Vaksinasi COVID-19 Booster Kedua Mulai 29 Juli

Namun masalah muncul ketika lebih dari satu hari sertifikat vaksinasi COVID-19 tidak muncul di aplikasi pedulilindungi.

Dari percakapan di WhatsApp grup masyarakat menanyakan soal sertifikat vaksin yang belum keluar pada aplikasi pedulilindungi. Padahal sudah menerima vaksinasi. Kejadian ini dialami warga baik yang sudah menerima dosis satu, dosis dua maupun dosis ketiga.

“Solusi terbaiknya, langsung dengan mendatangi fasilitas kesehatan penyelenggara vaksinasi dengan membawa kartu vaksinasi dan kartu tanda penduduk, melaporkan kalau sertifikat vaksin belum keluar di pedulilindungi,” ujar Osa.

“Misalnya, setelah masyarakat tahu kalau penyelenggara vaksinasi adalah instansi A, maka datang menanyakan dan melapor ke instansi A itu bahwa sertifikat vaksinasi belum keluar. Nanti oleh petugas data akan dicek di sistem,” Osa menambahkan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan kota Samarinda dr Osa Rafshodia. (dokumentasi niaga.asia)

Dari catatan niaga.asia ada kemungkinan terjadi salah input data misalnya berupa angka pada sistem kementerian kesehatan.

Petugas juga memiliki keterbatasan karena memang harus ekstra teliti memasukkan 16 angka nomor induk kependudukan dan nomor handphone peserta atau penerima vaksinasi.

“Jadi sebaiknya kalau sertifikat vaksinasi belum keluar, langsung tanyakan ke fasilitas kesehatan yang melakukan vaksinasi saat warga yang bersangkutan menerima vaksin. Intinya sejak awal ikut vaksinasi mesti tahu siapa penyelenggara vaksinasi. Instansi A, B atau C. Misal divakasinasi oleh instansi A, cek dan tanyakan instansi A kalau sertifikat belum keluar,” jelas Osa.

Meski demikian dalam dua pekan ini Osa mendapatkan informasi sedang dilakukan peningkatan kapasitas data pada sistem pedulilindungi berkaitan dengan kegiatan vaksinasi dosis keempat atau booster kedua, yang dimulai dari tenaga kesehatan sejak 29 Juli.

“Kalau misalkan dalam dua minggu ini ada masyarakat vaksinasi booster sertifikat belum keluar, mungkin karena sedang ada upgrade di sistem. Informasinya selesai hari ini. Tapi pengecekan langsung ke fasilitas kesehatan penyelenggara vaksinasi itu cara lebih baik,” demikian Osa.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: