Sudirman: “Bekerja di Malaysia Tak Seindah yang Dikatakan Calo”

Setelah tak bertemu 21 tahun, Sudirman dipeluk ibu dan saudaranya, Senin (7/9/2020). (foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Rasa haru dan tangisan pecah ketika Sudirman (35) yang terpisah dari ibu dan adik-adiknya selama 21 tahun, bertemu kembali, Senin (7/9/2020) di rumah tempat dia dilahirkan di  jalan Lappa Anging, RT 002, Kelurahan Wattang Bacukki, Kecamatan Bacukki, Kabupaten Pare pare, Sulawesi Selatan.

Sudirman, 21 tahun lalu, atau tepatnya setelah lulus Sekolah Dasar tahun 1998 merantau ke Malaysia. Ia tidak melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi, setelah bapaknya meninggal dunia. Sudirman memilih ikut orang ke Malaysia agar bisa menghidupi dirinya sendiri, dan adik-adiknya yang di kampung yang sekolah.

Isa tangis ibu dan saudara, bahkan tetangga menyambut kepulangan Sudirman si anak “hilang”. “Saya sangat bahagia bisa kembali bertemu ibu dan adik-adiknya di kampung. Rasa ingin bertemu kami sama besarnya,” ungkap Sudirman ketika diwawancarai Niaga.Asia via sambungan telepon seluluer, Rabu (16/9/2020).

berita terkait:

21 Tahun di Malaysia, Disdukcapil Nunukan Fasilitasi Sudirman Pulang ke Parepare

Sudirman mengatakan,  bekerja mencari nafkah ke Malaysia tidak seindah yang dibayangkannya,  beberapa kali harus berpindah tempat kerja, karena sesuai usianya saat itu hanya mempu mengerjakan hal-hal ringan.

“Waktu merantau, saya masih kecil tanpa dilengkapi dokumen paspor ataupun surat ketenagakerjaan,” kata Sudirman.

Selama bekerja di beberapa tempat di Malaysia, Sudirman mengaku sering kali tidak mendapatkan gaji. Dari berpindah-pindah tempat kerja, uang yang didapatnya hanya cukup untuk makan.

“Saya tidak mampu mengumpulkan uang untuk pulang kampung, penghasilannya hanya cukup memenuhi hidup sendiri,” ungkapnya.

Menurut Sudirman lagi, kesulitan hidup di Malaysia jauh dari gambaran yang dikatakan para calo tenaga kerja, misalnya mengatakan akan menerima  upah besar dan  ke Malaysia  tidak harus memiliki dokumen ketenagakerjaan.

“Saya terakhir bekerja di perusahaan kilang benso atau pabrik pengolahan kayu bulat di Tawau, Sabah Malaysia,” ujarnya.

Setiap ada razia,  kata Sudirman, ia dan teman-temannya harus lari dan bersembunyi dari kejaran  Polisi dan Petugas  Imigrasi Malaysia. Bersembunyi ke hutan adalah hal biasa. Mereka baru keluar dari persembunyian dan kembali ke rumah sewaan saat  kondisi sudah aman.

Meski berulang kali lolos dari razia, Sudirman mengaku pernah dua kali  tertangkap dan di deportasi ke Nunukan. Pertama tahun 2003 dan kedua awal September  2020. Berkat deportasi  tahun 2020 ini pula dia berkesempatan pulang kampung dan bertemu orangtuanya.

“Setiba di Nunukan  Pak Lurah bilang isolasi mandiri dulu 14 hari, jangan keluar rumah atau banyak bertemu orang lainnya, ini musim corona,” tutur Sudirman.

Saat itu, lanjutnya, ia menyampaikan bahwa ibunya yang sudah berusia renta 65 tahun meminta dirinya kembali ke kampung halaman, tidak perlulah mencari uang-uang jauh-jauh sampai keluar negeri lagi. Cukup bekerja di Kabupaten Nunukan.

Disdukcapil Nunukan

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil  Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Nunukan, Samsudin mengatakan, Sudirman memiliki istri dan anak di Malaysia, status kependudukan keluarganya disana tidak beda dengan Sudirman.

“Istri dan anak termasuk mertuanya disana adalah warga Indonesia tanpa dokumen, statusnya sama dengan Sudirman, persoalan ini cukup banyak,” terangnya.

Penerbitan dokumen kependudukan untuk orang seperti Sudirman tidak mungkin semua dipenuhi, sebab ketika orang Indonesia tersebut dibuatkan dokumen Nunukan, maka berimbas terhadap sensus penduduk, bahkan untuk pendataan bantuan Covid-19.

Ada banyak orang berdomisili di Malaysai, namun mereka terdata sebagai penduduk Nunukan, mereka akan pulang disaat-saat tertentu, bahkan sebagian orang-orang ini masuk dalam data penerima bantuan subsidi pemerintah.

“Orangnya ada di Malaysia, tapi terdata penerima bantuan subsidi Indonesia. Parahnya lagi, orang-orang ini menuntut minta bantuan karena masuk data,” bebernya. (002).

Tag: