
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Ratusan pelajar dari 13 SMA dan SMK di Samarinda mengikuti pemeriksaan mata gratis yang kembali digelar oleh TP PKK Kalimantan Timur (Kaltim) dan Pemerintah Provinsi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes).
Pada Senin pagi (30/6), kegiatan pemeriksaan mata gratis dan pembagian kacamata koreksi gelombang ketiga terselenggara di Kantor TP PKK Kaltim Jalan M Yamin, Kota Samarinda, setelah dua pelaksanaan sebelumnya di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Kaltim dan Puskesmas Baqa.
Pemeriksaan diikuti oleh 304 siswa-siswi dari berbagai latar belakang. Adapun sebanyak 13 sekolah di Kota Samarinda yang mengirimkan siswanya adalah; SMKN 6; SMKN 16; SMAN 9; SMKN 18; SMKN 10; SMAN 12; serta SMAN 4; SMKN 14; SMAN 7; SMKN 8; SMKN 3; SMAN 10 dan SMAN 16.
Salah satu kasus yang mencuri perhatian adalah Nur Awalinda, siswi kelas XI SMKN 14 Samarinda. Dari hasil pemeriksaan, matanya terdeteksi mengalami hipermetropi (rabun dekat) di kedua mata, kondisinya cukup berat untuk seorang remaja. Ia pun dirujuk langsung ke RS Mata Kaltim untuk tindakan lebih lanjut.
“Saya kira cuman minus, ternyata plus dan parah. Pas masuk ruangan dan mata saya diperiksa, saya benar-benar kaget. Ternyata saya disuruh rujukan ke rumah sakit karena katanya gangguan penglihatan saya cukup parah,” ungkapnya setelah keluar dari ruang pemeriksaan.
Sebelumnya, Nur sempat menggunakan kacamata minus saat masih duduk di bangku SMP kelas 3. Namun kacamata itu malah ia tinggalkan karena terasa tidak nyaman dan sering menyebabkan pusing. Ia mengaku tidak pernah kembali memeriksakan mata sejak saat itu.
“Mungkin karena saya enggak pernah pakai kacamata lagi dan jarang cek mata. Saya sudah lupa terakhir periksa kapan, mungkin sejak SMP,” jelas gadis 16 tahun ini.
Nur juga menceritakan bagaimana gangguan penglihatannya berdampak pada aktivitas belajar di kelas. Meskipun duduk di barisan depan, ia tetap kesulitan melihat tulisan di papan.
“Kalau duduk di pojok kanan atau kiri, cahaya dari samping itu bikin tambah burem. Cuman bisa lihat jelas kalau duduk di tengah. Kadang di kelas suka melongo sendiri, enggak fokus belajar,” katanya.
Tak hanya soal penglihatan, Nur mengaku sering merasa pusing, terutama ketika terlalu banyak pikiran atau stres karena persoalan di rumah. Ia juga menyadari bahwa kebiasaan buruk seperti scroll TikTok sambil rebahan, begadang, dan kurang istirahat mungkin ikut memperparah kondisi matanya.
“Kadang saya begadang bukan karena main HP, tapi belajar juga. Suka tulis tangan, nyoba rapikan tulisan. Tapi ya tetap saja mata makin lelah,” tuturnya.
Dalam kegiatan yang didukung oleh Dinas Kesehatan Kaltim, IROPIN, GAPOPIN, serta RS Mata Kaltim ini, peserta tidak hanya diperiksa kondisi matanya saja, tapi juga mendapatkan kacamata koreksi sesuai hasil pemeriksaan, terutama untuk gangguan penglihatan ringan hingga sedang.
Namun, untuk kasus seperti Nur dengan hasil plus tinggi, kacamata harus dibuat secara khusus dan akan diserahkan dalam puncak acara HKG PKK ke-53 pada 7–8 Juli 2025 di Convention Hall Samarinda.
“Untung saya belum pulang kampung ke Sulawesi, rencana Rabu mau pulkam. Ternyata saya masuk list dari sekolah. Ini kegiatan pertama saya dapat bantuan kacamata gratis seperti ini,” ucapnya bersyukur.
Bagi Nur, kegiatan pemeriksaan ini sangat berharga. Ia mengaku selama ini tidak pernah memeriksakan mata karena keterbatasan waktu dan anggapan bahwa matanya masih bisa berfungsi dengan baik.
“Bagus banget sih, saya kasih nilai 10 dari 10. Soalnya baru kali ini tahu ternyata mata saya separah ini. Selama di rumah enggak pernah periksa-periksa,” bebernya.
Ia pun berharap agar kegiatan ini bisa terus digelar secara rutin, agar siswa lain yang memiliki masalah serupa bisa tertangani sejak dini.
Menurut Nurul Wahdah, Wakil Ketua Pokja IV TP PKK Kaltim, kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen PKK Kaltim sebagai mitra kerja pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Khususnya, Pokja IV yang membidangi isu-isu kesehatan memiliki fungsi mempercepat deteksi dini masalah kesehatan masyarakat, termasuk gangguan penglihatan pada anak-anak sekolah.
“Rencana strategis tetap milik Dinas Kesehatan, tapi PKK sebagai mitra kerja membantu menggerakkan. Salah satunya ya seperti hari ini, dengan melakukan deteksi dini lewat skrining mata gratis,” terangnya.
Ia menyebut, program ini bagian dari target 2.000 kacamata gratis, yang dibagi menjadi dua wilayah, yakni 1.000 untuk Samarinda, dan 1.000 lainnya di Balikpapan. Penyerahan bantuan akan dilakukan secara simbolis saat puncak HKG PKK ke-53.
Nurul juga mengungkap fakta menarik dari hasil pelaksanaan kegiatan ini, dimana anak-anak di perkotaan lebih banyak mengalami gangguan penglihatan dibanding anak-anak di pedesaan.
“Sekarang ini pengaruh global sangat kuat. Anak-anak di kota lebih banyak terpapar layar gadget, belum lagi cahaya dari lingkungan yang intens. Sementara anak-anak di desa, berdasarkan penelitian, itu cenderung punya penglihatan lebih sehat,” paparnya.
PKK juga menyoroti pentingnya edukasi mengenai konsumsi makanan bergizi dan kaya vitamin yang berperan besar dalam menjaga kesehatan mata. Hal tersebut akan menjadi bagian dari materi kampanye yang akan didorong bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan.
Menanggapi anggapan publik yang masih memandang sebelah mata peran PKK, Nurul Wahdah menegaskan bahwa organisasi ini bukan sekadar aktivitas ‘ibu-ibu kumpul dan jalan-jalan’.
“PKK adalah garda terdepan yang langsung ke masyarakat. Kita bukan hanya membantu, tapi juga menggerakkan program-program pemerintah hingga ke rumah-rumah warga,” tegasnya.
Kegiatan ini, lanjutnya, adalah contoh nyata bagaimana PKK dapat menjawab tantangan kesehatan di masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja sekolah yang kerap luput dari deteksi masalah penglihatan.
“Ini bukan hanya kegiatan simbolik. Ini kerja nyata untuk membangun masa depan generasi Kaltim yang sehat,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim
Tag: pemeriksaan mata gratisTP PKK Kalimantan Timur