Sukses Gelorakan Desa Bersinar, Kades Maspul Sebatik 2 Kali Diundang Bertemu Jokowi

Kepala BNNK Nunukan Emmanuel Henry Wijaya (tengah) Kasub Pencegahan & Pemberdayaan Masyarakat BNNK Nunukan, Murjani Shalat (kiri) dan Abdullah Kabag Keuangan BNNK (kanan). (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Badan Nasional Narkotika Kabupaten (BNNK) Nunukan, menjadikan Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Tawau, Sabah, Malaysia, sebagai daerah darurat rawan peredaran dan penggunaan narkotika jenis sabu.

Sebagai daerah rawan narkoba, sejumlah desa-desa di Pulau Sebatik sejak berapa tahun terakhir bersepakat membentuk Desa Bersih Narkoba (Desa Bersinar) dimulai dari Desa Maspul tahun 2015.

“Besa bersinar Maspul menjadi pilot project dari BNN pusat dalam pencegahan narkoba di perbatasan Indonesia,” kata Kepala BNNK Nunukan Emmanuel Henry Wijaya pada Niaga.Asia, Kamis (24/03/2022).

Keberhasilan Desa Maspul, Kecamatan Sebatik Tengah, secara perlahan mampu mengurangi peredaran narkoba di lingkungan masyarakat menjadi contoh bagi desa – desa lain membentuk desa bersinar.

Jika desa bersinar Maspul dibentuk atas inisiatif kesadaran perangkat desa bersama masyarakat, pembentukan desa bersinar tahun 2021 di Desa Tanjung Harapan dan Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, difasilitasi oleh BNNK Nunukan.

“Sekarang pembentukan desa bersinar di fasilitasi BNNK, termasuk di Desa Binusan, Kecamatan Nunukan,” sebutnya.

Memasuki tahun 2022, BNNK Nunukan kembali menerima permintaan masyarakat dan petugas keamanan untuk membentuk desa bersinar di Sei Pancang, Kecamatan Sebatik Utara, yang selama ini menjadi salah satu pintu masuk narkoba di perbatasan.

Penunjukan Sei Pancang sendiri dipandang telah memenuhi beberapa syarat – syarat  seperti, berada di wilayah perbatasan, kasus narkoba meningkat dan memiliki tempat hiburan layak dengan pengunjung cukup banyak.

“Ada 17 syarat dibentuk desa bersinar dan menurut analisis, Desa Sei Pancang sangat pantas diprioritaskan karena kasus disana sangat tinggi,” ucap Henry.

Jika melihat profil desa Maspul, keberadaan desa bersinar disana terkenal di Indonesia bahkan mendunia, beberapa daerah menjadikan Desa Maspul sebagai lokasi studi banding dalam penanganan peredaran narkoba.

Kades Maspul 2 kali bertemu Jokowi

Desa bersinar Maspul pernah dikunjungi dua pejabat Deputi BNN, penelitian narkoba dari Australia dan sebagai pencetus desa bersinar, Kepala Desa Maspul, Agus Salim berkesempatan bertemu berjabat tangan dengan Presiden Jokowi.

“Dua kali Pak Agus Salim bertemu Jokowi. Hebatnya lagi, desa bersinar Maspul dibentuk sebelum adanya BNNK Nunukan,” sebut Henry.

Satu hal keseriusan pemberantasan narkoba di desa bersinar bisa dilihat dari kesepakatan masyarakat, tokoh agama dan perangkat desa untuk memberikan sanksi sosial bagi warganya terlibat penggunaan narkoba.

Sanksi sosial bagi warga desa bersinar yang kedapatan menggunakan narkoba berupa hukuman larangan tinggal atau pengusiran daerah wilayah desa, Ancaman seperti ini nyatanya mampu memberikan efek bagi warganya.

“Menurut laporan Kades, selama dibentuk desa bersinar kasus di wilayah tersebut turun, contohya, apakah pernah dengar kasus narkoba di Desa Binusan Nunukan,” terangnya.

Perjanjian kesepakatan larangan penggunaan narkoba di desa bersinar tidak hanya sebatas hukuman pengusiran, warga disana sepakat tidak mendaftarkan sebagai peserta penerima bantuan – bantuan dari pemerintah baik berupa uang tunai atau barang.

“Sekarang masyarakat berhari-hari ketakutan, berani pakai narkoba di usir, tidak dapat bantuan pemerintah, belum lagi hukuman pidana,” tutupnya

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau 

Tag: