Sungai Karang Asam Kecil dan Sungai Karang Mumus Samarinda Dinormalisasi Tahun Ini

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-PERA) Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim telah memuat program revitalisasi sungai dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2025-2029. Selain itu, beberapa sungai juga akan dinormalisasi tahun ini untuk penanganan banjir di Kaltim.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-PERA) Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda menerangkan, Sungai Karang Mumus (SKM) dan Sungai Karang Asam Kecil (SKAK) menjadi prioritas utama dalam program normalisasi anggaran tahun 2025 ini.

“Sejak tahun 2019 kita selalu melakukan normalisasi Sungai Karang Mumus dan itu terus berlanjut sampai tahun ini ada kita alokasikan (anggarannya),” kata Fitra, ditemui di Kantor Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada, Samarinda, Kamis 15 Mei 2025.

Fitra bilang, normalisasi SKM akan menyentuh segmen krusial yang membentang dari Jembatan Lambung Mangkurat hingga Jembatan Kehewanan Samarinda.

“PR (Pekerjaan Rumah) kita dua sungai itu sebenarnya, SKM dan SKAK karena bagian ujungnya mengalami penyempitan,” sebut Fitra.

Selain itu, untuk kondisi SKAK sendiri, Fitra menggambarkan jika dilihat dari Jembatan Muara, kondisi ujung Sungai Karang Asam sudah sangat memprihatinkan, menyerupai lorong sempit di antara dapur rumah warga.

“Kalau di situ sungainya dinormalisasi dan dikembalikan bentuknya seperti dulu, InsyaAllah daerah Juanda, Air Putih dan semacamnya tidak menggenang air,” kata Fitra.

Namun sebelum sungai-sungai tersebut dilakukan normalisasi, Pemprov Kaltim meminta kerja sama Pemkot Samarinda untuk melakukan pembebasan lahan permukiman di sepanjang bantaran SKAK itu.

“Harapannya, Pemkot Samarinda dapat mengatasi masalah sosialnya, agar kami segera melakukan normalisasi,” sebut Fitra.

Setelah proses normalisasi rampung, langkah antisipatif berikutnya, Balai Wilayah Sungai (BWS) akan membangun turap di sepanjang tepian sungai yang sudah dinormalisasi.

“Terpenting masalah sosialnya dulu. Kalau itu bisa di clear-kan (selesaikan), baru kita masuk (memulai pengerjaan normalisasi),” demikian Aji Muhammad Fitra Firnanda.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi | Adv Diskominfo Kaltim

Tag: