Surat Palsu Permintaan Data Siswa dari Kemendikbud Beredar di Nunukan

aa

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Surat palsu mengatasnamakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI beredar luas di sekolah-sekolah negeri dan swasta. Isi surat itu adalah meminta data tentang anak berprestasi di masing-masing sekolah. salah satu penerima surat  adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan.

Kepala sekolah SMPN 1 Nunukan, Husin Manu mengatakan, surat seolah-olah asli tersebut diterimanya sekitar satu minggu lalu yang isi meminta sekolah mengirimkan data siswa – siswi berprestasi dibidang akademik.

“Dalam surat itu dikatakan Kemendikbud akan memberikan bantuan dana bersifat transparan dan akuntabel baik penyaluran ataupun penggunaanya,” kata Husin. Bantuan dana untuk para siswa-siswi di maksud berupa bea siswa, namun untuk penyaluran dana, Kementerian memerlukan data siswa-siswi dan jenis prestasi pelajar.

Menurut Husin, surat itu dipastikannya palsu setelah mempostingnya

ke grup whatsapp sekolah rujukan seluruh Indonesia dan dibahas,  ternyata surat itu palsu untuk keperluan penipuan.

Kemudian staf Kemendikbud yang tergabung dalam grup Whatsapp sekolah rujukan  juga memberikan penjelasan bahwa dokumen/surat  permintaan data pelajar berprestasi yang beredar mengatas namanya Kemendikbud tersebut adalah paslu.

Kemendikbud tidak pernah membuat surat edaran serupa yang meminta data pelajar untuk bantuan dana bea siswa, apalagi dalam surat tertulis data pelajar bisa dikirimkan via email (dapodikdasmen_kemdikbud@yahoo.com dengan format file excel.

“Palsunya surat itu bisa dilihat dari email dan nama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhamamd dengan NIP 195905121983111001,” tuturnya.

Husin mengatakan NIP awalan tahun 1959 sangatlah aneh dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara. Pasalnya jika lahir tahun 1959, maka usia ASN tersebut sudah 60 tahun, usia melebihi batas maksimal seorang pegawai pemerintah untuk berdinas di negara.

Pelaku penipuan bantua bea siswa ini biasanya meminta pihak sekolah mengirimkan data  siswa disertai nomor telpon orangtua siswa. Nah lewat no telp itulah, pelaku akan menghubungi orang tua murid meminta dana untuk mengurus bea siswa.“Penipuan begini biasanya menghubungi orang siswa minta uang agar pengurusan bea siswa cepat diproses,” sebut Husin.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Nunukan, H. Junaedi meminta semua sekolah harus mewaspadai adanya surat-surat yang meminta data pelajar untuk penipuan. “Tidak perlu dilaporkan ke Polisi, toh banyak sekolah sudah mengetahui. Kepsek SMPN 1 Nunukan juga paham adanya penipuan begini,” bebernya. (002)

Tag: