Tabrakan Speedboat di Sebatik: Pencarian Korban Hilang Terkendala Cuaca

sar
Tim SAR terkendala cuaca dalam melakukan pencarian korban hilang tabrakan speedboat di Sebatik.

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Pencarian empat korban hilang dari kasus tabrakan speedboat di Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, Jumat lalu (29/6/2018) hingga H+3 masih terkendala cuaca, yakni hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi.

Pada hari ketiga pencarian korban hilang, selain dilakukan Tim Basarnas Kaltim-Kaltara, TNI-AL, Polri, dan organisasi peduli bencana, masyarakat, juga mendapatkan bantuan dari nelayan dari Sabah, Malaysia.  “Pada H+3, Minggu 1/7/2018) nelayan dari Malaysia juga turut membantu. Tim SAR juga melakukan pencarian masuk ke wilayah perairan Malaysia,” ungkap Kepala Seksi Operasi Basarnas Kaltim-Kaltara, Octavianto usai menutup pencarian sekitar pukul 17.00 Wita. “Pencarian dilanjutkan besok, Senin 2 Juli 2018,” tambahnya.

solin
Solin Kelen, mualaf, korban hilang.

Keempat korban hilang yang masih dicari adalah; Solin Kelen (23 tahun), perempuan yang tengah hamil 6 bulan yang juga seorang muallaf, alamat  Jalan Kampung Timur RT 31 Nunukan Barat.  Celin Waton (4), perempuan, putri dari Bernadus Nara. Bastian (6). Kemudian Kamarul alias Olong, motoris speedboat.

olong
Kamarul alias Olong, motoris speedboat.

Menurut Octa, untuk jenazah korban meninggal dunia sebanyak 6 orang seluruhnya sudah teridentivikasi dan sudah diambil keluarganya yang ada di Nunukan. Kemudian korban selamat tapi mengalami luka-luka, tapi tidak luka berat juga sudah mendapatkan perawatan di RSUD Nunukan dan Puskemas Sebatik. “Korban selamat sebagian besar masih trauma,” paparnya.

cel
Celin Waton

 

Berdasarkan keterangan yang dihimpun Niaga.Asia dari Bernadus Nara yang kehilangan istri dan 2 anaknya mengungkapkan,  penumpang speedboat dari Tawau yang mengalami kecelakaan sebagian besar TKI yang selama ini tinggal di Malaysia bersama keluarganya tapi dokumen keimigrasian dan dokumen kerjanya sudah kadaluarsa. “TKI illegal, makanya naik speedboat carteran. Naiknya tidak di pelabuhan  resmi. Jalur yang ditempuh ke Nunukan  juga jalur belakang (jalur tikus),” kata Bernadus. (001/002)