Tabur Pupuk dan Benih, Petani di Sukoharjo Gunakan Drone

aa
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menyaksikan penggunaan drone oleh petani untuk menabur pupuk dan benih.

SUKOHARJO.NIAGA.ASIA-Revolusi 4.0 muali memasuki sektor pertanian. Kini, petani di Sukoharjo, Jawa Tengah sudah  gunakan teknologi canggih drone untuk tabur pupuk dan benih padi di sawah petani. Inovasi teknologi canggih ini digunakan untuk uji coba demonstrasi teknologi mekanisasi pertanian di era revolusi 4.0.

Demonstrasi menggunakan drone dalam kegiatan menabur pupuk dan benih tersebut disaksikan langsung Menteri Pertanian, Amran Sulaiman dan Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, tanggal 30 September lalu.

“Pak Mentan, semua alsintan yang sudah kita uji coba tadi, tinggalkan semua disini” ungkap Wardoyo saat berikan sambutan  di persawahan  Desa Dalangan, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo dan disambut tepuk tangan petani yang hadir.

Mendengar hal itu, Mentan Amran, langsung  perintahkan direktur untuk tinggalkan alsintan yang digunakan. “Pak direktur berapa alat mesin pertanian yang dibawa ke sini, tinggalkan semua disini. Saya senang bila ini bermanfaat dan digunakan,” ungkap Mentan.

Mentan mengungkapkan modernisasi pertanian ini sekaligus juga sebagai persiapan untuk menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, dengan target utama peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Teknologi pertanian dikemas dalam bentuk mekanisasi 4.0, yang sekaligus menjawab tantangan revolusi industri 4.0 disegala bidang.

“Dulu petani berpikir bertani itu kotor, petani miskin, dulu petani panen pake sabit hingga 20 hari, namun hari ini cuma cukup 3 jam dengan alsintan,” ucap Amran.

Lebih lanjut, Amran menyampaikan beberapa karya Kementerian Pertanian untuk membangun mekanisasi 4.0 adalah drone penebar benih padi, drone penebar pupuk prill, Drone sprayer untuk aplikasi pestisida, robot tanam padi, autonomous tractor, dan mesin panen plus olah tanah yang terintegrasi. Keenam alsintan tersebut diciptakan sebagai solusi petani dalam melakukan usaha tani modern.

“Kami hemat 1,4 T untuk anggaran alsintan. Kita alokasikan semua ke petani, tujuannya supaya anak muda alumni fakultas pertanian mau bergerak di dunia pertanian” ucapnya.

Menyaksikan kecanggihan alsintan yang di pergunakan, Amran juga minta anggaran ditambah untuk bantuan petani. “Tolong robot tanam padi dianggarkan lebih besar supaya petani lebih cepat,” tuturnya.

Sulistio petani Desa Ngarap, mengungkapkan jika saat ini sawah mereka diirigasi dari sungai didesa yang kondisi airnya kurang baik. Kelompoknya sudah punya 100 hektar sawah padi organik, dan beras organik yang bisa bertahan hingga 48 jam. “Usulnya Pak mohon buatkan kami sumur air ditempat kami,” ungkapnya.

Mentan menyambut positif kerja keras Sulistio dan kawan-kawan, bantuan sumur dangkal dan pompa langsung diminta berikan melalui Direktur Alsintan. (001)

 

 

 

Tag: