Tahun 2026 Indonesia Fokus Swasembada Gula, Telur, dan Daging Ayam

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono. (Foto Antara)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan, Indonesia akan fokus mewujudkan swasembada gula, telur, dan daging ayam pada 2026 setelah berhasil mewujudkan kemandirian beras dan jagung secara nasional di akhir 2025.

Wamentan mengatakan, setelah swasembada beras dan jagung di 2025, Presiden Prabowo Subianto mengarahkan pemerintah memprioritaskan swasembada gula karena kebutuhan besar, mencakup gula konsumsi rumah tangga sekaligus gula industri strategis pendukung ekonomi nasional.

“Kita tahun ini swasembada beras sama jagung, tahun depan kita pertahankan tentunya ya beras sama jagungnya. Nah ke depan (tahun 2026) Presiden (Prabowo Subianto) menginginkan ke depan kita swasembada gula,” ujar Wamentan, Rabu (10/12/2025), dikutip Antara.

Wamentan juga menyampaikan pada 2026 Kementerian Pertanian (Kementan) menjalankan dua program besar, yakni peningkatan produksi gula serta percepatan swasembada protein melalui telur dan daging ayam.

Ia menuturkan, fokus produksi telur dan ayam diarahkan ke luar Pulau Jawa, mengingat selama ini pasokan banyak bergantung dari Jawa sehingga ketahanan pangan daerah perlu diperkuat secara mandiri.

Wamentan mengatakan bahwa Presiden menginginkan setiap pulau dan provinsi memiliki ketahanan pangan sendiri untuk menjawab kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sekaligus mencegah potensi kekurangan pasokan pangan ke depan.

Untuk itu, lanjut Wamentan, Kementerian Pertanian telah menyiapkan program pengembangan peternakan telur dan ayam di tiga belas provinsi luar Jawa serta Jawa Timur, melibatkan BUMN, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, dan peternak lokal.

Selain swasembada, pemerintah juga mendorong hilirisasi pertanian pada 11 komoditas hortikultura dan perkebunan agar Indonesia mengekspor produk olahan bernilai tambah tinggi ke pasar global.

“Mulai tahun ini sebetulnya, itu namanya hilirisasi pertanian khususnya untuk komoditi hortikultura dan perkebunan. Ada 11 komoditi, ada kelapa dalam, kelapa sawit, kakao, kopi, pala, lada, gambir, dan lain-lain,” bebernya.

Wamentan menegaskan, pertanian adalah keunggulan komparatif Indonesia yang kompetitif, menyerap tenaga kerja besar, inklusif bagi semua latar belakang, serta berpotensi menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan. 

Tag: