Tak Perlu Pupuk, Produksi Padi di Desa Muhuran Capai 6 Ton per Hektare

Hamparan tanaman padi di Desa Muhuran, berpotensi jadi salah satu lumbung padi di Kalimantan Timur. (Foto : istimewa)

KUTAI KARTANEGARA.NIAGA.ASIA – Sektor pertanian Desa Muhuran, di kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, berpotensi menjadi salah satu lumbung padi di Kaltim. Di desa itu, memiliki sekitar 158 hektare lahan persawahan, yang digarap masyarakat desa, dengan total rata-rata produksi 3-6 ton per hektare. Beras yang dihasilkan di Desa Muhuran pun, terkenal berkualitas sangat baik.

Berbeda dengan kawasan persawahan di wilayah lain, sawah di Desa Muhuran, berada di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) Belayan. Pertanian di daerah tersebut tidak perlu dipupuk, lantaran tumbuh dengan sendirinya.

“Masyarakat di sini sekitar tahun 1980-an, kami pernah bersama-sama mengirim bantuan berupa gabah ke Ethiopia,” kata Kepala Desa Muhuran Akhmad Nur, saat mendampingi sejumlah wartawan berkeliling sawah, belum lama ini.

Salah seorang petani, Badriansyah, mengaku penggarapan sawah di desanya sangat bergantung pada musim hujan. Karena alasan itu, masa tanam juga terbatas. Yakni, hanya sekali tanam dalam satu tahun.

“Kalau dilihat dari kondisi tanaman padi, ada peningkatan dari sebelumnya. Meskipun dahulu saya hanya bisa panen sebagian, karena banjir. Dan meskipun tenggelam, kami tetap bisa memanen,” ujarnya.

Menurut Badriansyah yang juga Ketua Kelompok Tani Kecamatan Kota Bangun itu, di Kota Bangun, ada 9 kelompok tani dengan total anggota 220 orang.

“Padi yang saya tanam adalah Cigobo. Kelebihan padi ini cukup tahan terhadap hama, dan waktu panen cukup cepat hanya 100 hari saja,” demikian Badriansyah. (*)