Tambang Batubara Kepung Makam Covid-19 di Samarinda

Jalan hauling melintas jalan cor dari dan ke pemakaman Covid-19 di Serayu. Aktivitas tambang diduga ilegal ini sudah berlangsung sebulan terakhir. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Tambang batubara liar di Samarinda semakin marak. Kali ini, berada di sekitar areal makam Covid-19, di Serayu, Tanah Merah, Samarinda Utara. Aktivitas galian emas hitam diduga ilegal itu, berpotensi mengarah ke area makam, dan mengakibatkan makam longsor.

Niaga Asia siang ini menelusuri kabar keberadaan galian tambang batubara itu. Menuju ke Taman Pemakaman Umum (TPU) Raudhatul Jannah, yang ditujukan bagi pemakaman Covid-19 berjarak sekitar 12 km dari pusat kota.

Dari masuk gerbang Serayu di pinggir poros Samarinda – Bontang menuju ke pemakaman, melalui mulusnya jalan cor. Namun begitu mendekati pemakaman Raudhatul Jannah, di sisi kanan jalan, ada jalan hauling yang digunakan truk dan alat berat galian tambang.

Benar saja. Menengok ke bawah, memang terlihat jalan hauling menuju ke aktivitas atau titik lubang galian tambang emas hitam.

“Ya, itu tambang batubara. Jadi, jalan hauling tambang itu, juga melewati jalan cor akses ke pemakaman,” kata Waryo (46), pekerja di TPU Raudhatul Jannah, ditemui Niaga Asia, Selasa (9/3).

Waryo menerangkan, aktivitas tambang itu, sudah berlangsung sepekan terakhir. Dia pun sempat tidak menyangka, lalu lalang truk yang dia lihat melintas di jalan cor beton menuju pemakaman, adalah aktivitas galian tambang batubara.

“Kadang hauling siang, kadang malam. Itu setiap hari,” ujar Waryo, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua RT.

Jalan hauling dan lokasi galian dilihat dari sekitar rumah kremasi di pemakaman Serayu. (Foto : Niaga Asia)

“Ya, iring-iringan kendaraan pemakaman juga kaget ada ceceran lumpur di jalan cor itu. Kalau hujan licin, karena becek. Kalau siang terik panas, berdebu,” ungkap Waryo.

Dari pengamatan Niaga Asia di lokasi, selain TPU Raudhatul Jannah, juga ada pemakaman Tionghoa di sekitarnya. Areal galian, berada dekat dengan makam Tionghoa. Bahkan, meski sedang dilakukan prosesi pemakaman, truk muatan emas hitam juga masih saja lalu lalang.

“Iya bisa seperti itu (berpotensi makam longsor apabila galian tambang mengarah mendekati areal makam Covid-19),” tambah Waryo.

Dalam kegiatan kesehariannya, jalan cor sebagai akses ke pemakaman, juga tidak jarang dilalui alat berat ekskavator, dan juga buldoser. Bahkan, pernah kejadian, ceceran lumpur di jalan cor, membuat iring-iringan kendaraan pemakaman Covid-19 nyaris tergelincir.

“Iya, dilalui hari-hari jalan hauling. Tidak tahu juga, tiba-tiba ada aktivitas tambang, ada aktivitas alat berat. Saya tidak tahu itu tambangnya siapa,” kata Ketua RT 20 Kelurahan Tanah Merah Suladi membenarkan, saat ditemui di tempat yang sama. (006)

Tag: