Tangkapan Sabu di Nunukan Menurun

Kasat Resnarkoba Polres Nunukan Iptu Lusgi Simanungkalit. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Intensitas penyelundupan narkotika golongan I jenis sabu asal Malaysia, dalam jumlah besar melalui wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami penurunan sejak Maret 2022.

Penyebabnya, selain semakin ketatnya pengawasan di Sebatik dan Nunukan, kemungkinan besar jalur penyelundupan narkoba dari Tawau, Malaysia berubah. Sekarang pengiriman narkoba dari Tawau kemungkinan langsung ke Tarakan, atau memanfaatkan jalur pesisir laut perbatasan di Sebatik tembak lurus menuju pulau Bunyu dan Tarakan.

“Peredaran sabu yang masuk melalui Sebatik dan Nunukan menurun bersamaan ketatnya pengawasan petugas di wilayah perbatasan. Koordinasi pengawasan TNI – Polri dan petugas sudah sangat baik dalam menjaga dan mengawasi wilayah perbatasan dari peredaran narkoba,” kata Kapolres Nunukan AKBP Ricky Hadiyanto menyampaikan hal itu melalui Kasat Resnarkoba Polres Nunukan Iptu Lusgi Simanungkalit pada Niaga.Asia, Selasa (28/06/2022).

Sepanjang tiga bulan terakhir atau sejak Maret 2022, Satresnarkoba Nunukan hanya mengamankan sabu dalam jumlah kecil yang diperjualkan oleh bandar-bandar lokal, hal ini tidak lepas dari semakin ketatnya pengawasan dan tindakan tegas.

Ketatnya pengawasan di wilayah perbatasan membuat para tidak lagi menggunakan jalur darat pulau Sebatik dan Nunukan sebagai rute perlintasan peredaran sabu sebelum menuju Sulawesi dan wilayah lainnya.

“Sekarang ini tangkap sabu 50 atau 100 gram sulit, kalaupun ada paling paket-paket kecil untuk konsumsi lokal,” ucapnya.

Perubahan jalur pengiriman sabu yang sebelumnya transit melalui Nunukan menggunakan kapal penumpang dan lainnya terbaca dari beberapa kasus tangkapan di luar daerah yang asal pengiriman barang dari pulau Tarakan.

Lusgi menduga, kemungkinan besar pengiriman narkoba dilakukan langsung dari Tawau, Malaysia menuju Tarakan, atau memanfaatkan jalur pesisir laut perbatasan di Sebatik tembak lurus menuju pulau Bunyu dan Tarakan.

“Mengawasi laut susah dan kami akui itu, kekurangan inilah yang dimanfaatkan bandar sabu mengirimkan barang lewat laut ke Tarakan,” terangnya.

Jalur-jalur perlintasan darat di Sebatik dan Nunukan tidak lagi populer bagi bandar sabu, tingginya resiko pengiriman barang lewat darat dibuktikan dengan penangkapan bandar-bandar sabu lokal oleh Satgas Pamtas dan Polres Nunukan.

Pergerakan bandar-bandar sabu di pulau Sebatik dan Nunukan semakin sulit memasarkan barangnya, Polres Nunukan bersama jajaran Polsek sangat gencar mengawasi wilayah-wilayah yang berpotensi dijadikan tempat peredaran.

“Dalam 3 bulan terakhir tidak sampai 100 gram tangkapan sabu, susah sekarang cari bandar sabu di Nunukan dan Sebatik,” ujarnya.

Hingga pertengahan tahun 2022, Polres Nunukan telah mengamankan sekitar 20 kilogram sabu hasil kegiatan pengamanan TNI dan Polri di perbatasan, jumlah ini masih dibawah tangkapan tahun 2021 yang mencapai 30 kilogram.

“Kalau dibilang sabu berkurang tidak juga. Buktinya masih tinggi peredaran di luar daerah yang asal usul barangnya dari Malaysia,” katanya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: