Tanjakan Gunung Manggah Kian Menyeramkan

Suasana rapat dengar pendapat di ruang rapat DPRD Samarinda, Selasa (4/2). (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kawasan tanjakan Gunung Manggah kian menyeramkan, pascakejadian truk muatan pasir mengalami rem blong menyeruduk dan menewaskan 4 orang. Warga yang rumahnya di sisi tanjakan juga selalu dalam ketakutan.

Penilaian itu terungkap saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) masyarakat yang tergabung dalam Forum Pemerhati Keselamatan Jalan Raya, bersama dengan DPRD, Dishub Samarinda serta Dinas PUPR Samarinda, di Ruang Rapat Lantai II Gedung DPRD Samarinda, Selasa (4/2).

Peristiwa kecelakaan lalu lintas di tanjakan dan turunan Gunung Manggah di Jalan Otto Iskandardinata itu, menyisakan trauma masyarakat. Tidak hanya yang bermukim di kawasan itu, melainkan warga lain yang melintas di jalur itu.

“Ada rasa trauma. Kejadian ini sudah berulang kali, Bapak saya juga jadi korban meninggal. Tolong, pemerintah beri kenyamanan dan keamanan kami, utamanya masyarakat Samarinda Ilir,” kata salah seorang warga dalam RDP itu.

Zainun, seorang ibu yang tinggal di sekitar kawasan Gunung Manggah, yang berada persis di bawah tanjakan Gunung Manggah, kekhawatirannya tidak kalah seru. “Kalau sore, saya tidak berani lewat. Banyak kendaraan. Jadi kalau keluar rumah, saya pulang malam,” ujar Zainun.

Kawasan simpang tiga Jalan Damai jadi kian menyeramkan bagi warga pengguna jalan. Terlebih lagi insiden truk mengalami rem blong saat melintas di turunan tanjakan Gunung Manggah (foto : Niaga Asia)

“Kami minta keamanan, dan kenyamanan anak-anak kami, dan perempuan. Saya benar-benar mengkhawatirkan anak saya ketika lewat Gunung Manggah itu,” tambah Zainun.

“Kalau Pemkot dan Dishub tidak perduli dengan kejadian di Gunung Manggah itu, berarti termasuk bagian dari masalah,” tegas Said, warga lainnya yang tergabung dalam forum itu.

Praktisi hukum dari civitas akademika di Samarinda Suwardi Kagama yang juga warga Jalan Damai menambahkan, dia meminta kawasan Jalan Otto Iskandardinata, dijadikan kawasan tertib lalu lintas. “Karena kawasan itu lalu lintas kendaraan sangat padat,” tegas Suwardi.

Sementara, Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dishub Samarinda Hari Prabowo menyatakan, dia akan menempatkan petugas Dishub di Jalan Otto Iskandardinata, dan di simpang Jalan Damai, untuk melakukan penjagaan.

“Kami akan konsisten melakukan penjagaan. Kalau dilintasi roda 10 memang melintas di Gunung Manggah, dan ada Perwalinya. Untuk roda VI, kami atur. Kawasan itu memang akan menjadi kawasan semakin padat setelah toll beroperasi,” ungkap Hari.

Dalam pertemuan itu juga terungkap, forum mempertanyakan uji KIR kendaraan besar, dan solusi blind spot di jalur Gunung Manggah. Namun sayang, dalam pertemuan penting itu tidak dihadiri Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, Wakil Wali Kota Barkati, Sekda Sugeng Chairuddin, maupun para asisten. (006)