Tatapan Pilu Ayah Kandung Juwanah di Markas Polisi, Rendi Pantas Divonis Mati

Subani ayah kandung Juwanah (kiri). Dia mengikuti adegan demi adegan Rendi Sardani membunuh putrinya yang menjadi tulang punggung menghidupi keluarga (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Juwanah (25) tewas di tangan Rendi Sardani (35), tidak lain rekan kerjanya sendiri di perusahaan PT Equityworld Futures di Samarinda. Jasad Juwanah menyisakan tengkorak. Rendi dinilai pantas dihukum mati.

Niaga Asia mengamati adegan rekonstruksi pembunuhan Juwanah. Meski terik matahari saat itu begitu menyengat, manakala jarum jam menunjukkan pukul 11.35 WITA. Kepolisian terus fokus merekonstruski kasus yang menyita perhatian publik itu.

Sosok pria berkaos berusia paruh baya, terlihat hanya duduk bersandar di depan mobil yang terparkir di halaman parkir Mapolresta Samarinda. Jaraknya sekitar 15 meter dari Rendi yang sedang merekonstruksi pembunuhan itu.

Pria berpostur besar itu adalah Subani, 56 tahun. Meski mengenakan masker, tatapannya begitu fokus melihat Rendi, yang saat itu berkaos tahanan Polresta Samarinda, mengenakan penutup kepala dan wajah. Padahal halaman parkir saat itu begitu panas. Subani tidak memedulikan itu.

Usai 42 adegan rekonstruksi usai, Niaga Asia menghampiri Subani. Dia mencoba tetap tegar. Ditinggal pergi putrinya, Juwanah, selama-lamanya tidak pernah terbayangkan oleh Subani. Matanya pun berkaca-kaca menahan tangis penuh duka.

“Sedih. Ya, sedih lah,” kata Subani, sambil menyeka air matanya saat ditemui Niaga Asia, merespons 42 adegan rekonstruksi Rendi menghabisi nyawa putrinya.

Sedikit terbata-bata, Subani seakan masih tidak percaya pria itu, yang dia maksud adalah Rendi, tega membunuh putrinya.

“Saya perhatikan dari awal (peragaan 42 adegan). Perempuan kok diperlakukan, dibunuh kayak gitu,” ungkap Subani.

42 Adegan Rekonstruksi Tewaskan Juwanah : Disikut, Ditusuk, Lalu Dibuang ke Semak

Safni (64), mantan mertua Juwanah menimpali. Meski Juwanah adalah mantan menantunya, dari rembug keluarga, meminta aparat penegak hukum memutuskan hukuman kepada Rendi dengan seadil-adilnya.

“Permintaan keluarga korban, dengan adegan sampai lebih 40 adegan ini, kalau bisa dari kami keluarga korban berharap hukuman diberikan seberat-beratnya kepada pelaku,” ungkap Safni.

“Kalau perlu lebih, hukuman mati. Karena ini sadis dan berencana. Korban ini satu-satunya dan menjadi tulang punggung keluarga,” cerita Safni.

Safni lantas menunjuk sosok gadis kecil dalam mobil. Gadis itu adalah anak kandung Juwanah. Anak gadis seusia itu belum paham benar apa yang sudah terjadi dengan ibunya. Dia tetap terlihat ceria.

“Jadi kami harap hukuman seberat-beratnya, setimpal, sesuai dengan perbuatannya,” kata Safni menambahkan.

Usai berbincang dengan jaksa penuntut umum (JPU) dari Kejari Samarinda, Subani pun berjalan hendak memasuki mobil Avanza Silver bernomor polisi KT 1938 HM.

Niaga Asia sempat bertanya kembali ke Subani, tentang aktivitas kesehariannya saat ini.

“Dulu kerja sawit. Sekarang tidak dipakai lagi karena sudah tua,” singkat Subani merespons Niaga Asia.

Subani pun menutup pintu. Dia duduk di kursi tengah sisi sebelah kanan. Mobil Avanza yang dia tumpangi bersama cucunya, anak kandung alharhumah Juwanah dan keluarganya dari Kutai Timur, membawanya pergi meninggalkan Polresta Samarinda sekitar pukul 11.47 WITA.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: