Tengok Bengkel Moge dan Roti Jepang, Faisal Dibikin Kagum

Muhammad Faisal saat berbincang di sela kunjungannya di bengkel Moge, Kamis (24/10). (Foto : HO/Disperindag)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Melihat tampilan depan GGrand Custom Work yang berada di samping rumah pemiliknya, di Jalan PU 105 Samarinda Seberang, rasanya mustahil dari tempat ini bisa menghasilkan beragam moter gede (moge) bernilai ratusan juta rupiah.

“Setelah masuk ke dalam workshop yang tak terlalu besar ini, barulah terasa ingin bilang, iya sudah ini dia tempatnya. Tempat yang sempat mencuri perhatian publik nasional, dan dunia, dengan motor modifikasi bernama Enggang Merah pada tahun 2010 lalu,” kata Kadis Perindustrian Kota Samarinda Muhammad Faisal, dalam keterangan tertulis diterima Niaga Asia, Kamis (24/10) malam.

Enggang Merah karya Fajar Anand builder Samarinda, merupakan pemenang kontes modifikasi nasional U Mild U Bikers, dengan gaya Pro Street Chopper. Kemudian, berlanjut mendapat sambutan meriah di kejuaraan motor custom dunia pada Cool Breaker 12th di Yokohama Jepang, yang dihelat 29-30 Mei 2010.

“Sampai sekarang, di sini masih terus berproduksi moge pesanan para bikers di Kaltimtara maupun yang pengen me-restorasi kembali, atau yang ingin sekedar me-modifikasi motornya. Tentu saja kita bangga dengan industri ini, dan patut terus kita perkenalkan ke publik,” ujar Faisal.

Pembuatan roti gepeng ini sanggup menghasilkan 10.000 bungkus roti setiap harinya (foto : istimewa)

Kemudian kunjungan industri kedua, berada tidak jauh dari lokasi pertama. Berdiri pabrik roti jepang Morinaga, atau yang biasa disebut orang dulu roti gepeng, yang berada di Jalan KH Harun Nafsi.

“Kagum juga dengan semangat juang dan keuletan ibu Yuli dan suami ini, selama 15 tahun bergelut dengan bisnis roti dengan harga murah. Bahkan hingga sekarang harganya paling mahal dua ribu rupiah saja per bungkus,” ungkap Faisal.

Dia menerangkan, dari bermodal hanya beberapa oven biasa, hingga puluhan, sampai sekarang sudah mulai menggunakan mesin oven besar yang moderen, mesin pembungkus, dan lainnya. Dengan karyawan berjumlah 20 orang, setiap harinya saat ini memproduksi minimal 10.000 bungkus roti.

“Memang tergantung marketing. Tapi kami minimal ya 10.000 bungkus lah produksi setiap hari. Kami di sini hanya memproduksi saja, pokoknya selalu fresh setiap hari. Apalagi sekarang sudah mulai juga melakukan penjualan online melalui reseller, jadi pesanan terus bertambah lagi,” kata Yuli. (*/006)