Terdampak Corona, Sekarang Masak Beras Paling 10 Kilogram per Hari

Warung Makan Banjar “Papadaan 1” di Pasar Tangga Arung. (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

TENGGARONG.NIAGA.ASIA-Warung makan banjar “Papadaan” di Pasar Tangga Arung Tenggarong, termasuk warung makan terbesar dan sudah ada sejak Pasar Tangga Arung dibuka tahun 1991, atau sejak 29 tahun lalu.

Warung makan banjar yang dikeola orang Amuntai ini, menu utamanya adalah ikan. Ada sekitar 12 macam makanan dengan bahan ikan disediakan setiap hari, ditambah sejumlah menu lainnya dari udang dan sambal goreng.

Warung milik Hajjah Lina itu sangat terkenal dan sudah punya pelanggan tetap. Pada masa-masa normal atau sebelum datang pandemi COVID-19, pada jam makan siang, pelanggannya bisa antri, menunggu pelanggan yang lain selesai makan.

Harga makananannya terjangkau, tidak terlalu mahal, makan dengan pais ikan patin, menu andalan warung “Papadaan” ini ditambah minum es the, hanya berkisar Rp45 ribu sampai Rp50 ribuan.  Warung makan Hj Lina ini juga berkembang, dengan membuka cabang di tenggarong Seberang.

“Pada masa-masa sebelum COVID-19, khusus di warung di Pasar Tangga Arung bisa memasak beras hingga 30 kilogram per hari, atau setara dengan 240 porsi, tapi kini paling banyak hanya memasak 10 kilogram beras per hari,” kata pekerja di warung Hj Lina ini pada Niaga.Asia, Selasa (24/11/2020).

Jumlah pekerja yang bekerja di warung Papadaan di pasar Tangga Arung juga dikurangi selama masa pandemi, dari semula 7 orang, kini tinggal 3 orang saja. Tiga orang itu, 1 orang bekerja membakar ikan, 1 orang di layanan pengambilan nasi dan minuman, dan 1 orang di depan, atau kasir.

“Sekarang jauh lebih sepi dari masa-masa sebelum COVID-19,” ujarnya. (001)

Tag: