Terjangan Badai Nalgae di Filipina Tewaskan 47 Orang

Dalam foto ini disediakan oleh Penjaga Pantai Filipina, penyelamat menggunakan perahu untuk mengevakuasi penduduk dari daerah banjir akibat Badai Tropis Nalgae di Parang, provinsi Maguindanao, Filipina selatan pada hari Jumat 28 Oktober 2022. (Penjaga Pantai Filipina melalui AP)

MANILA.NIAGA.ASIA — Banjir bandang dan tanah longsor yang dipicu hujan lebat menyebabkan sedikitnya 47 orang tewas, termasuk di provinsi Filipina selatan yang dilanda bencana, di mana sebanyak 60 penduduk desa dikhawatirkan hilang dan terkubur dalam tanah longsor, bebatuan, pohon dan puing-puing.

The Associated Press melaporkan edikitnya 42 orang tersapu banjir di tiga kota di provinsi Maguindanao dari Kamis malam hingga Jumat pagi, kata Naguib Sinarimbo, menteri dalam negeri untuk wilayah otonomi Muslim lima provinsi itu mengatakan Sabtu.

Lima orang lainnya tewas di tempat lain akibat serangan Badai Tropis Nalgae, yang menghantam provinsi timur Camarines Sur Sabtu pagi, kata badan tanggap bencana pemerintah.

Namun demikian dampak badai terburuk sejauh ini adalah tanah longsor yang mengubur puluhan rumah di mana sebanyak 60 orang di desa suku Kusiong di kota Datu Odin Sinsuat Maguindanao, Sinarimbo mengatakan kepada The Associated Press melalui telepon, mengutip laporan dari penduduk desa Kusiong, yang selamat dari banjir bandang dan tanah longsor.

Sebelas mayat, sebagian besar anak-anak, digali Jumat oleh tim penyelamat menggunakan sekop di Kusiong, tempat tinggal sekitar 80 keluarga.

“Komunitas itu akan menjadi titik awal kami hari ini,” kata Sinarimbo, seraya menambahkan bahwa alat berat dan lebih banyak petugas penyelamat termasuk tentara, polisi, dan sukarelawan telah dikerahkan untuk mengintensifkan pekerjaan pencarian dan penyelamatan.

“Diterjang derasnya air hujan dengan lumpur, bebatuan dan pepohonan yang menghanyutkan rumah-rumah,” katanya.

Desa pesisir, yang terletak di kaki gunung, dapat diakses melalui jalan darat, memungkinkan lebih banyak penyelamat dikerahkan pada Sabtu untuk menangani salah satu bencana terkait cuaca terburuk yang melanda selatan negara itu dalam beberapa dasawarsa.

Dalam foto yang dibagikan oleh Penjaga Pantai Filipina ini, tim penyelamat mengambil mayat selama operasi pencarian dan penyelamatan di Barangay Kushong, Datu Odin Sinsuat, provinsi Maguindanao, Filipina selatan pada Jumat 28 Oktober 2022. (Penjaga Pantai Filipina via AP)

Mengutip laporan dari Wali Kota, Gubernur dan pejabat tanggap bencana, Sinarimbo mengatakan 27 meninggal sebagian besar karena tenggelam dan tanah longsor di kota Datu Odin Sinsuat, 10 di kota Datu Blah Sinsuat dan lima di kota Upi, semuanya berada di Maguindanao.

Jumlah kematian resmi 67 di Maguindanao pada Jumat malam ditarik kembali oleh pihak berwenang setelah menemukan beberapa penghitungan ganda korban.

Pejabat militer juga melaporkan setidaknya 42 kematian akibat badai di Maguindanao Jumat malam dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan mereka “terus menyelamatkan mereka yang terjebak dalam banjir bekerja sama dengan tim bencana lokal” dan membawa pengungsi dengan truk tentara ke kamp-kamp evakuasi.

Badai tropis Nalgae merupakan badai ke-16 yang melanda kepulauan Filipina tahun ini, memungkinkannya menurunkan hujan di selatan negara itu meskipun badai bertiup lebih jauh ke utara, kata peramal pemerintah Sam Duran.

Pada tengah hari, badai terlacak di provinsi tengah Marinduque dengan kecepatan angin 95 kilometer (59 mil) per jam dan hembusan hingga 130 kilometer per jam (81 mph) dan bergerak ke barat daya menuju ibu kota padat penduduk di Manila, menurut prakirawan cuaca.

Lusinan provinsi dan kota berada di bawah peringatan badai termasuk Manila, yang bisa terkena langsung oleh badai Sabtu malam, Vicente Manalo, yang mengepalai badan cuaca pemerintah, mengatakan kepada AP.

Lebih dari 7.000 orang dievakuasi secara protektif dari jalur badai, yang diperkirakan tidak akan menguat menjadi topan setelah bertiup ke daratan.

Sekitar 20 topan dan badai melanda kepulauan Filipina setiap tahun yang berada di “Cincin Api” Pasifik, sebuah wilayah di sepanjang sebagian besar tepi Samudra Pasifik di mana banyak letusan gunung berapi dan gempa bumi terjadi, menjadikan negara ini salah satu yang paling rawan bencana di dunia.

Sumber : The Associated Press | Editor : Saud Rosadi

Tag: