“Terkunci” di Nunukan, 123 WN Malaysia Kehabisan Biaya Hidup  

20 orang warga negara Malaysia tinggal  di Hotel Gita Nunukan dan 103 lainnya menumpang di rumah masyarakat “terkunci” di Nunukan karena tidak sempat pulang  ke Malaysia sebelum  lockdown diterapkan  di negaranya. (foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN,NIAGA.ASIA-Belum mengantongi surat keterangan sah sebagai warga negara (WN) Malaysia dari Konsulat Malaysia di Pontianak, Kalimantan Barat, sebanyak 123 orang WN Malaysia pasrah menerima nasib terkurung di Pulau Nunukan. Selain itu, mereka juga belum bisa kembali ke Sabah, karena adanya pemberlakukan lockdown dari negerinya.

Keberadaan rombongan warga Malaysia menyita perhatian, terlebih lagi, saat sebuah akun facebook memposting rekaman video permohonan dipulangkan dan kesulitan biaya hidup setelah lama tertahan di Nunukan.

“Saya bersama 20 orang lainya menginap di Hotel Gita Nunukan, selebihnya menginap di rumah masyarakat,” kata Ahmad Rizamsyah (28) warga Jalan Batu 3 Jalan Tau Lama, Tawau, Sabah Malaysia, Sabtu (04/04).

Selama terkandas di Pulau Nunukan, Rizamsyah menyebutkan, sebagain dari warga Malaysia mulai kesulitan makan dan biaya hidup sehari-hari, alasan itulah, dia berinisiatif meminta bantuan para dermawan warga Indonesia melalui facebook Nunukan.

Sejak postingan viral di facebook, beberapa warga Nunukan dan warga Malaysia yang berada di Nunukan berdatangan menyumbangkan makanan di hotel Gita Nunukan, namun, Rizamsyah tetap berharap,  teman-teman lainnya yang menginap di rumah warga lainnya bisa juga mendapat bantuan.

“Almamdulilah, bantuan banyak datang, tapi ada warga kami lainnya kekurangan biaya membayar hotel untuk berteduh, karena sudah terlalu lama di Nunukan,” ucapnya.

Rizamsyah menyampaikan, bagi warga Indonesia dan warga Malaysia yang ingin memberikan derma-nya bisa mengirimkan atau membwa ke hotel Gita, bantuan derma nantinya dibagikan kesemua warga Malaysia di Nunukan.

Setelah 4 hari berada di Nunukan, Rizamsyah bersama anak dan istri serta warga Malaysia lainnya meminta Imigrasi Nunukan kiranya bisa membantu kemudahan kepulangan ke Malaysia.

“Disana Lockdown, tapi kami tetap berharap bisa pulang secepatnya, biaya hidup sudah sangat minim, kami takut tidak mampu lagi membayar hotel dan lainnya,” tuturnya.

Rizamsyah bersama istri dan anaknya keluar dari Malaysia dengan tujuan melancong Polewali Mandar, Sulawesi Selatan bertemu keluarga, setelah berapa lama disana, dia bersama keluarga berniat pulang ke Malaysia tanggal 26 Maret 2020 melalui rute penerbangan Makassar- Tarakan.

Setiba di Tarakan, Rizamsyah sempat menumpang selama 4 hari dirumah warga, karena takut tertular penyakit jangkitan, Ketua RT disana memintanya pergi dan menyarankan pergi ke Nunukan bergabung dengan warga Malaysia disini.

“Kami diusir di Tarakan, jadi kami bergegas meninggalkan Tarakan, Alhamdulilah tiba di Nunukan diterima dengan baik sambil menunggu izin kepulangan,” bebernya. Dijelaskan lagi, dua orang warga Malaysia telah 10 hari menginap di hotel Gita Nunukan, sebagian lagi baru tiba usai melakukan perjalanan lawatan ke Surabaya, Toli Toli dan Sulawesi Barat.

Sementara itu, Kepala Imigrasi Nunukan Hanton Hazali mengatakan, sebagian warga Malaysia ikut perjalanan laut KM Lembelu yang tiba di Nunukan 28 Maret 2020 bersamaan 43 rombongan jamaah tabligh Nunukan yang 4 orang diantaranya positif tertular Covid -19.

“Mereka ini datang ke Nunukan sebelum ada izin kepulangan Pemerintah Malaysia tanggal 29 Maret,” jelasnya.

Imigrasi Nunukan mempersilahkan warga Malaysia pulang selama ada izin dari kepemerintah disana dan ada alat transportasi angkutan yang disiapkan. Imigrasi juga tidak mempermasalahkan jika izin tinggal habis sehubungan dengan lockdown.

”Saya sudah ketemu mereka, soal izin tinggal tidak masalah, cuma untuk biaya hidup kami tidak bisa membantu banyak,” ungkapnya. (002)

Tag: