
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT) melakukan penguatan menyeluruh pada aspek operasional untuk memastikan kelancaran layanan kepelabuhanan di tengah potensi lonjakan arus logistik di periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Periode itu dipandang sebagai fase krusial yang menuntut kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia, serta sistem kerja yang terintegrasi.
Direktur Utama PT KKT sekaligus Pelaksana Harian Direktur Operasi dan Teknik, Enriany Muis menerangkan, langkah antisipatif telah dirancang sejak dini untuk menjaga stabilitas kinerja terminal.
“Kami menyiapkan seluruh lini operasional agar mampu bergerak dalam ritme yang selaras. Pada periode Nataru, intensitas bongkar muat meningkat, pergerakan kontainer lebih padat, dan jadwal kedatangan kapal menjadi lebih rapat. Semua itu membutuhkan strategi operasional yang terukur,” kata Enriany, dalam keterangan tertulis, Sabtu 13 Desember 2025.
Dijelaskan, setiap divisi diberikan peran dan skema kerja yang jelas agar koordinasi lapangan tetap konsisten, terutama saat arus logistik berada pada puncaknya.
“Setiap unit sudah memiliki langkah antisipasi masing-masing, mulai dari pembagian tugas, pola koordinasi, hingga pengendalian di lapangan. Tujuannya agar layanan tetap berjalan lancar tanpa mengorbankan ketepatan waktu,” ujarnya.
Dari sisi peralatan, PT KKT memastikan kesiapan tiga unit Quay Container Crane (QCC), sepenuhnya terelektrifikasi sejak Agustus 2025.
Peralatan ini menjadi tulang punggung layanan dermaga, karena berpengaruh langsung terhadap produktivitas bongkar muat kapal.
“Elektrifikasi QCC tidak hanya meningkatkan efisiensi energi, tetapi juga menurunkan emisi. Ini sejalan dengan komitmen kami dalam menerapkan konsep Green Port yang kini sudah menjadi bagian dari operasional harian,” jelas Enriany.
Selain itu, perusahaan juga memperluas kapasitas container yard melalui penambahan extension sitting plate. Langkah ini memberikan ruang tambahan bagi penataan kontainer dan meningkatkan fleksibilitas tim lapangan dalam mengelola pergerakan barang.
“Dengan area penumpukan yang lebih luas, risiko kepadatan bisa ditekan. Alur bongkar muat menjadi lebih tertib, terutama saat volume kontainer meningkat signifikan,” ungkapnya.
Pada aspek sumber daya manusia, PT KKT menerapkan sistem kerja 24 jam penuh dengan pola shift tujuh hari dalam sepekan.
Setiap pergantian shift disertai briefing rutin, untuk memastikan seluruh personel memahami kondisi lapangan dan prioritas pekerjaan terkini.
“Arus informasi harus cepat dan akurat. Karena itu, briefing dan pelaporan berkala menjadi bagian penting agar setiap perubahan situasi bisa segera ditindaklanjuti,” kata Enriany.
Koordinasi operasional dilakukan secara terpadu, mencakup aktivitas dermaga, pergerakan internal terminal, layanan gate, hingga proses administrasi dan dokumentasi.
Enriany juga menegaskan, menjaga kepercayaan pengguna jasa merupakan komitmen utama perusahaan, khususnya di tengah lonjakan permintaan layanan selama Nataru.
“Ketepatan waktu adalah standar yang terus kami jaga. Persiapan Nataru ini bukan hanya untuk jangka pendek, tetapi bagian dari upaya menjaga kualitas layanan secara berkelanjutan,” jelas dia.
Menurutnya, momentum Natal dan Tahun Baru menjadi kesempatan bagi PT KKT untuk menunjukkan kesiapan, dalam mengelola dinamika logistik skala besar.
“Dengan dukungan infrastruktur yang andal, SDM yang terlatih, dan sistem kerja yang tertata, kami optimistis dapat memberikan layanan yang stabil dan dapat diandalkan saat kebutuhan logistik berada di titik tertinggi,” demikian Enriany.
Penulis: Heri | Editor: Saud Rosadi
Tag: BalikpapanKariangauLogistik