Terseret Arus Banjir, Bocah di Samarinda Ditemukan Meninggal

Parit selebar kurang lebih 1 meter tempat korban terperosok, di tengah arus deras banjir Kamis (21/11) siang tadi. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Fahmi Ridho, bocah SD usia 7 tahun, di Samarinda, Kalimantan Timur, siang tadi ditemukan tidak bernyawa. Sebelumnya, dia terseret arus banjir, dari parit yang meluap di tengah hujan deras, di kawasan Jalan Wolter Monginsidi.

Keterangan dihimpun Niaga Asia di lokasi, Fahmi terlihat warga, sedang bermain bersama teman-temannya sepulang sekolah, di tengah arus deras air yang merendam jalan, tidak jauh dari sekolahnya di SDN 009.

“Ada anak ramai-ramai bermain. Biasanya, kalau lagi banjir, ada sepatu larut di parit. Tapi ternyata, ada anak hilang hanyut di parit,” kata warga sekitar lokasi kejadian, Sugiono (64), ditemui di lokasi kejadian, Kamis (21/11).

Warga lainnya semakin ramai berkumpul, dan melakukan penyisiran parit, diduga korban terperosok di parit. “Masih, masih hujan deras waktu pencarian anak itu. Arusnya memang deras sekali. Banjir sekitar 30 centimeter,” ujar Sugiono.

Pencarian berbuah hasil. Korban ditemukan berjarak cukup jauh hampir 1 kilometer, di kawasan Jalan KS Tubun. “Meninggal, lagi pakaian sekolah warna hijau dan celana putih. Waktu mau diangkat, banyak keluar air dari mulutnya,” tambah Sugiono.

Korban kemudian dibawa ke RS Dirgahayu. Setelah divisum, jenazah kemudian dibawa ke rumah duka, yang juga berada tidak jauh dari sekolahnya, SDN 009 Kelurahan Dadi Mulya.

Kepolisian memastikan kejadian itu, mengakibatkan korban meninggal dunia. Di RS Dirgahayu, korban sempat divisum medis.

“Kejadian itu benar, korban meninggal karena terseret arus banjir. Korban sudah divisum di rumah sakit,” kata Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ipda Muhammad Ridwan. (006)