Tes PPPK Ditunda, Puluhan Guru Asal Krayan Kecewa dan Memilih Pulang

Guru honorer di Kabupaten Nunukan peserta seleksi tes PPPK, kecewa karena tes ditunda, padahal sudah mengeluarkan biaya transportasi jutaan rupiah ke Nunukan.  (foto istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Puluhan guru honorer asal perbatasan Krayan kembali ke wilayahnya, paska penundaan pelaksanaan seleksi tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang sebelumnya dijadwalkan 30 Agustus – 03 September 2021.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Nunukan H. Junaidi menerangkan, penundaan seleksi tes PPPK disampaikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI melalui website resminya tanggal 28 Agustus

“Kami dapat informasi dari website, tidak ada penyampaian informasi tertulis oleh kementerian, begitu pula dari Disdikbud Provinsi Kaltara,” kata Kepala Bidang Guru dan Kependidikan (GTK) Disdikbud Nunukan, Ridwan AS pada Niaga.Asia, Selasa (31/08).

Akibat perubahan jadwal yang mendadak ini, sejumlah peserta dari wilayah 3 terutama dari perbatasan Krayan yang telah berada di Kecamataan Nunukan, sebelum tanggal 28 Agustus mengalami kerugian biaya dan waktu.

Puluhan guru honorer tersebut menghabiskan biaya transportasi penerbangan dan biaya swab antigen yang tidak sedikit demi mengikuti seleksi PPPK yang rencananya akan digelar di gedung SMKN Kecamatan Nunukan.

“Informasi website resmi Kemendikbud menyebutkan bahwa seleksi tes PPPK ditunda tanggal 13 September – 17 September,” sebutnya.

Perubahan jadwal seleksi tes PPPK dengan selisih waktu cukup panjang menyebabkan sejumlah guru dari Krayan memilih pulang kembali di wilayahnya, sebagian lagi bertahan menginap di rumah keluarga di Nunukan.

Ridwan menerangkan, jumlah guru honorer tingkat SD, SMP dan PAUD di Kabupaten Nunukan, yang lolos administrasi mengikuti PPPK untuk 475 formasi sebanyak 573 orang, 80 diantaranya dari perwakilan Krayan.

“Saya sesalkan kenapa penundaan mendadak begini, kasihan guru Krayan ataupun Lumbis Ogong yang sudah terlanjur tiba di Nunukan, ujarnya.

Salah seorang guru SMPN asal Krayan, Frengky mengaku kecewa atas penundaan seleksi tes PPPK yang terkesan mendadak mendekati waktu yang sudah ditentukan jauh hari sebelumnya.

“Banyak teman-teman dari Krayan terlanjur berangkat tanggal 24, 26 dan 28 Agustus, kami sengaja datang lebih awal karena transportasi pesawat sulit,” katanya.

Keterbatasan transportasi penghubung wilayah Krayan menyebabkan banyak guru di daerah pelosok desa menghabiskan waktu sampai 2 hari untuk sekedar menuju Desa Long Bawan tempat bandara udara menuju Nunukan.

Frengky mengatakan, untuk mendapatkan tikes pesawat Long Bawan menuju Nunukan, perlu boking 3 sampai 5 hari, belum lagi keterbatasan jumlah penumpang yang memaksa teman-teman guru jeli menyiasati jadwal penerbangan.

“Teman-teman datang dari jauh, baru sampai di Nunukan satu hari mendengar kabar seleksi ditunda, kalau begini bagaimana perasaan kami,” bebernya.

Sebagai guru honorer yang bekerja sejak tahun 2010 dengan gaji pertama Rp 8.000/jam, Frengky terpaksa bertahan di Nunukan menumpang di rumah keluarga, persoalan biaya dan sulitnya mendapatkan tiket alasan dirinya rela menunggu.

Setelah mengabdi sebagai guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) selama 11 tahun, Frengky mendapatkan kesempatan mengikuti seleksi PPPK dan mengikuti pre tes seleksi PPPK sebagai pengganti waktu penundaan.

“Secara materi guru honorer Krayan tidak memadai, kami tetap bertahan karena pengabdian sebagai anak bangsa yang ingin melihat anak perbatasan bersekolah,” terang dia.

 Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: