the 9th OIC Halal Expo: Indonesia Andalkan Produk Fesyen Muslim dan Makanan

Produk andalan yang dipromosikan di Paviliun Indonesia pada pameran produk halal terbesar dunia, the 9th OIC Halal Expo 2022, di Istanbul, Turki antara lain fesyen muslim, makanan, produk pertanian /perkebunan, produk pembersih, produk packaging, obat-obatan herbal dan rempah.  (Foto KBRI Ankara)

ISTANBUL.NIAGA.ASIA – Produk andalan yang dipromosikan di Paviliun Indonesia pada pameran produk halal terbesar dunia, the 9th OIC Halal Expo yang diselenggarakan, 24–27 November 2022, di Istanbul, Turki antara lain fesyen muslim, makanan, produk pertanian /perkebunan, produk pembersih, produk packaging, obat-obatan herbal dan rempah.

Selain itu, turut hadir LPPOM MUI sebagai badan regulator halal Indonesia serta BP Tanjung Pinang yang mempromosikan kawasan ekonomi khusus untuk industri halal di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Indonesia hadir pada pameran produk halal terbesar dunia, the 9th OIC Halal Expo yang diselenggarakan, 24–27 November 2022 merupakan yang kedua kalinya, buah kerjasama KBRI Ankara, KJRI Istanbul dan Kementerian Perdagangan RI.

Paviliun Indonesia pada pameran ini diikuti oleh 34 entitas peserta yang terdiri dari pelaku usaha dan Pemerintah daerah di area seluas 323 m2. Pemerintah daerah yang hadir adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Lampung, Sumatera Utara dan Banyumas yang membawa produk andalan daerah masing-masing. Sementara pelaku usaha yang hadir antara lain PT Kalbe Farma, PT Roda Mas Inti (Sasa), PT MMM Plastics, dan Manajemen Qolbu.

Dalam side event, diselenggarakan Forum Bisnis sebagai sarana bagi eksibitor untuk melakukan B-to-B dengan pelaku usaha dan bertemu dengan Asosiasi pengusaha Turki. Hadir sebagai pembicara adalah Dubes RI untuk Turki, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kementerian Perdagangan RI, Merry Maryati, dan Presiden IHSIAD Turki, Nurullah Sahin.

“Hubungan historis antara Turki dan Indonesia harus menjadi dasar peningkatan hubungan ekonomi yang masih belum optimal saat ini” ungkap Dubes RI untuk Turki.

“Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia harus memanfaatkan industri halal sebagai ceruk pasar. Di Asia Tenggara misalnya, Indonesia masih tertinggal dari Thailand dan Malaysia dalam mengekspor produk halal ke dunia internasional dan ini menjadi tantangan bersama” lanjutnya.

LPPOM MUI sebagai badan regulator halal Indonesia dan BP Tanjung Pinang di  pameran produk halal terbesar dunia di Istanbul mempromosikan kawasan ekonomi khusus untuk industri halal di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. (Foto KBRI Ankara)

Dubes RI selanjutnya menganalogikan produk Nutella sebagai contoh kerjasama Turki dan Indonesia di mana produk tersebut mengandung cokelat dan minyak sawit dari Indonesia sementara hazelnut dari Turki.

“Kita butuh lebih banyak lagi “Nutella-Nutella” lainnya dimana Indonesia dan Turki adalah mitra yang saling melengkapi”, terang Dubes RI.  Perjanjian IT-CEPA (Indonesia-Turkiye Comperehensive Economic Partnership Agreement) diharapkan akan menjadi pendorong kerja sama ekonomi yang lebih strategis.

Sementara itu, Merry Maryati mengharapkan keikutsertaan dalam Halal Expo dan forum bisnis dapat menjadi titik awal bagi eksibitor Indonesia mengenal karakteristik pasar Turki dan menghasilkan kesepakatan bisnis.

OIC Halal Expo dan World Halal Summit adalah pameran serta pertemuan bertema produk halal terbesar di dunia yang diadakan tiap tahun. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Islamic Centre for Development of Trade (ICDT) dan the Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC).

Pada penyelenggaraan tahun 2021 lalu, pameran diikuti oleh 354 exhibitors dari 32 negara dan dikunjungi sekitar 31.067 orang kalangan bisnis dari berbagai negara.

Tahun ini, pameran mengambil tema “For a Sustainable Trade: Explore All the Aspects of the Growing Global Halal Industry“, dalam konteks situasi pasca pandemi Covid-19 namun memasuki krisis pangan dan energi.

Pemerintah Indonesia melalui sejumlah stakeholders dalam pengembangan industri halal terus mendorong Indonesia menjadi global hub untuk pasar, industri dan ekosistem halal yang dicanangkan tahun 2024.

Lima strategi nasional pengembangan industri halal mencakup pengembangan Global Halal Hub, regulasi dan riset, industrialisasi halal, strategi preferensi halal melalui sejumlah pendekatan, dan upgrade UMKM menjadi pemain global industri halal.

Sumber: KBRI Ankara | Editor: Intoniswan

Tag: