Tiap Perangkat Daerah Nunukan jadi Ayah Bunda Asuh Anak Stunting

Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara diharapkan peduli terhadap anak-anak stunting (kurang gizi kronis) di mulai dari menjadi ayah bunda bagi anak-anak tersebut.

Demikian disampaikan Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah ketika membuka rapat koordinasi gerakan ayah bunda asuh anak stunting yang dihadiri perwakilan OPD di lingkungan pemerintah Nunukan, Rabu (09/11/2022).

“Angka stunting Nunukan sekitar 18,3% atau sekitar 653 dari 13.808 anak. Kita ingin ada partisipasi dan kontribusi dari OPD Nunukan,” kata Hanafiah pada Niaga.Asia.

Gerakan ayah bunda asuh anak stunting adalah  bentuk sikap pemerintah dalam upaya mempercepat pengurangan jumlah stunting dengan cara memberikan asupan gizi untuk pertumbuhan anak-anak balita.

Agar program penurunan angka stunting dapat maksimal, pemerintah Nunukan minta tiap OPD termasuk kecamatan-kecamatan bertanggung jawab menjadi ayah bunda asuh terhadap 1 orang anak.

“Camat, lurah sampai desa harus terlibat mensukseskan gerakan ini. Kalau belum punya data anak stunting bisa minta ke Dinas Kesehatan,” ucapnya.

OPD, camat, lurah dan desa yang bersedia menjadi ayah bunda asuh dapat berkonsultasi dan meminta Dinas Kesehatan merekomendasikan bentuk bantuan yang diperlukan oleh anak-anak stunting untuk masa waktu 3 bulan.

Setelah 3 bulan diberikan gizi dan nutrisi terbaik, ayah bunda asuh dapat melakukan penelitian serta evaluasi bersama Dinas Kesehatan yang jika diperoleh hasil baik, maka anak tersebut tidak perlu lagi diberi bantuan.

Selanjutnya,  OPD, camat, lurah dan desa yang telah berhasil menjadi ayah bunda asuh dapat kembali meminta data stunting pada Dinas Kesehatan untuk calon asuh berikutnya untuk ditangani kembali bersama.

“Kalau program ini berjalan baik, paling tidak 400 sampai 500 orang angka stunting bisa berkurang tiap tiga bulan di Nunukan”, tuturnya.

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada tubuh dan otak anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Faktor penyebab stunting lebih dikarenakan pola asuh, dan pemberian ASI eksklusif yang tidak baik, jumlah anggota rumah tangga juga ikut mempengaruhi pertumbuhan anak, termasuk pekerjaan ibu dan tinggi badan ayah dan ibu.

“Stunting dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu mengenai gizi dan pemberian asi eksklusif kepada anak,” terangnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Intoniswan

Tag: