Tidak Kelihatan di Kantor, Ternyata Sarifatul Pendidikan di Lemhannas

aa
Wakil Ketua DPRD Berau dari Partai Golkar, Sarifatul Sya’diah. (Foto Istimewa)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA-Tidak kelihatan dalam beberapa hari terakhir di kantornya,  Wakil Ketua DPRD Berau dari Partai Golkar, Sarifatul Sya’diah ternyata  ke Jakarta mengikuti pendidikan di Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional). Keikutsertaannya menempuh pendidikan selama 2 bulan di Lemhannas, disebut Sarifatul sebagai panggilan negara.

“Setiap tahun saya disurati Gubernur Lemhannas untuk mengikuti pendidikan.  Undangan awal yang saya terima yakni untuk masa pendidikannya selama 6 bulan. Karena kesibukan saya tidak bisa ikut. Pas terakhir saya pastikan ikut undangan P3DA (Program Pemantapan Pimpinan Daerah) Angkatan ke X karena waktunya hanya 2 bulan. Selain itu, saya mengikuti pendidikan ini juga karena keinginan saya untuk mendalami wawasan kebangsaan dan belajar tentang kepemimpinan,” kata Sari, demikian Sarifatul Sya’diah disapa sehari-hari ketika dihubungi  melalui telepon genggamnya, Selasa (15/10).

Lemhannas adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pendidikan pimpinan tingkat nasional, pengkajian strategis ketahanan nasional,  dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan.

Menurut Sari, di kelas P3DA, dia  satu-satunya perempuan, tapi merasa sangat senang, karena  baginya pendidikan memang tidak mengenal gender, siapapun pimpinan daerah (kepala daerah dan ketua DPRD) yang dipanggil memenuhi syarat dan mau, bisa ikut.

“Ini kesempatan baik bagi saya, karena tidak semua orang bisa mendapatkan pendidikan seperti ini dan terlebih lagi juga biayanya ditanggung pusat. Di Lemhanas saya bersama pimpinan daerah mayoritas bupati, walikota, atau wakilnya, sedangkan ketua DPRD hanya 3 orang, dan saya salah satu diantaranya,” ungkapnya.

aa
Sarifatul Sya’diah: “Sangat banyak tambahan ilmu dan pengetahuan diperoleh dari pendidikan di Lemhannas. (Foto Istimewa)

Dikatakan Sari,  formulir mengikuti pendidikan Lemmhannas, sebetulnya sudah lama diisinya, sewaktu  masih menjabat sebagai Ketua DPRD Berau Periode 2014-2019. “Artinya, ini juga bagian dari kesetaraan gender bahwa pendidikan itu hak laki-laki dan perempuan,” tegasnya.

Sari mengaku dengan mengikuti pendidikan di Lemhannas, banyak ilmu baru yang sebelumnya belum pernah didapatkan dan  bisa dipelajari. Selain itu, juga bisa diskusi dengan rekan-rekan kepala daerah tentang banyak hal, juga konsultasikan hal-hal sesuai tupoksi dan hal lainnya yang belum pernah diketahui.

Ada juga pendalaman berbagai macam materi diberikan kepada peserta, seperti 4 konsensus dasar (Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika), Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, Kewaspadaan Nasional, Kepemimpinan Nasional, dan Sismenas (sistem managemen nasional).

Kepada peserta pendidikan dikenalkan mulai dari pengenalan sejarah Lemhannas sebagai lembaga pencetak kader dan pemimpin nasional, yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kmajuan pembangunan, disertai keunggulan dalam berinovasi, kreativitas, integritas dan etos kerja SDM untuk mewujudkan kemandirian bangsa dalam rangka menjaga ketahanan nasional.

aa
Sarifatul Sya’diah, satu-satunya perempuan di kelas P3DA Lemhannas. (Foto Istimewa)

Juga dikenalkan bagaimana mewujudkan kader pimpinan nasional yang berdaya saing, berkarakter kebangsaan, demokratis dan mmpu berperan dalam dunia internasional. “Yang tak kalah penting adalah mewujudkan komponen bangsa yang berkarakter kebangsaan sesuai 4 konsensus dasar bangsa yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika melalui pemantapan nilai-nilai kebangsaan,” papar Sari.

Menurutnya, tak hanya sekadar materi, berbagai kegiatan juga dilakukan dalam pendidikan tersebut. Dengan penceramah yang berkualitas dan pengalaman di bidangnya, semua materi terasa mudah dipahami. Ada juga diskusi membuat esay, dipresentasikan dan didiskusikan. Juga nantinya membuat karya ilmiah. Untuk kegiatan luar ruangan ada outbond di Cimahi selama beberapa hari.

“Harapan saya, semua pimpinan daerah bisa mengikuti pendidikan seperti ini, sebagai bekal bagi pimpinan daerah dalam berperilaku, bersikap karena mereka adalah koordinator, fasilitator dan motivator di daerah masing-masing. Sehingga para pimpinan daerah bisa menjadi agen perubahan bagi anggotanya juga masyarakatnya, agar pembangunan di daerah berjalan lancar dan tujuan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat bisa tercapai,” Sari menjelaskan. (Rita Amelia)