Tingkat Inklusi Keuangan Masyarakat Kaltim 93,25 Persen

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Ricky P Gozali. (Foto Dok Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) telah akrab dengan produk dan layanan keuangan formal. Berdasarkan survei nasional yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) tahun 2022, masyarakat di Provinsi Kaltim memiliki tingkat literasi keuangan 57,14% dan tingkat inklusi keuangan 93,25%.

“Tingkat literasi dan inklusi keuangan yang baik di masyarakat tentunya akan memberikan peluang yang lebih besar pada pertumbuhan transaksi nontunai di wilayah Kaltim,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Ricky P Gozali dalam Laporan Perekonomian Provinsi Kaltim Tahun 2022.

Selain itu, lanjutnya, Kaltim menjadi wilayah dengan potensi transformasi digital yang cukup besar di Indonesia. Berdasarkan laporan east venture tahun 2022, Provinsi Kaltim  memiliki indeks kompetitif digital (east venture digital competitiveness index – EV DCI) pada urutan ke-7 secara nasional.

Pemanfaatan teknologi informasi, sumber daya manusia, kegiatan perekonomian, infrastruktur, dan regulasi yang menjadi pembangun index EV DCI dalam menggambarkan tingkat digitalisasi daerah untuk mendukung pertumbuhan transaksi nontunai.

“Pada tahun 2022 Provinsi Kaltim memiliki skor EV DCI sebesar 44,0 atau lebih tinggi dari nilai tengah nasional sebesar 35,2,” kata Ricky.

Perkiraan potensi pengguna transaksi nontunai di Kaltim terfokus pada Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Dengan  mempertimbangkan jumlah penduduk dewasa dan tingkat literasi keuangan, potensi pengguna transaksi nontunai di Provinsi Kaltim diperkirakan mencapai 1.376.764 pengguna.

Potensi pengguna transaksi terbesar ada di Kota Samarinda, kemudian Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kota Balikpapan.

“Namun bila melihat ketersediaan infrastruktur jaringan seluler saat ini, ketersediaan seluler yang memadai baru tersedia di Kota Samarinda dan Balikpapan,” terangnya.

Menurut Ricky,  perluasan pengguna QRIS menjadi sasaran strategis program kerja Kantor Bank Indonesia Kaltim  untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan digital (EKD) yang inklusif dan berkelanjutan.

Kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dengan cara yang menarik menjadi agenda penting untuk mengenalkan kanal pembayaran QRIS kepada masyarakat.

Sumber: Bank Indonesia Perwakilan Kaltim.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam mengupayakan perluasan penggunaan QRIS. Beberapa pemangku kepentingan yang terlibat antara lain Pemda, pelaku UMKM, penyedia jasa pembayaran (PJP), akademisi, dan korporasi yang bekerja sama untuk membangun ekosistem keuangan digital yang inklusif melalui kegiatan sosialisasi, fasilitasi, implementasi, dan pengawasan.

Berbagai kelompok program direncanakan dengan target outcome peningkatan pengguna dan transaksi QRIS di Kaltim. Kelompok program yang menjadi sasaran dalam rangka upaya perluasan pengguna QRIS meliputi program sosialisasi, kegiatan festival, publikasi, QRIS experience, dan intensifikasi S.I.A.P. QRIS.

Beberapa program unggulan dalam upaya perluasan QRIS salah satunya adalah kegiatan “BI Tulak Ka – Series” yang menyasar perguruan tinggi dan sekolah menengah atas atau setara. Program unggulan selanjutnya, QRIS juga dikenalkan kepada masyarakat melalui festival musik untuk menarik jumlah massa yang cukup banyak.

“Program unggulan terakhir merupakan dorongan masyarakat untuk memiliki pengalaman menggunakan QRIS dan intensifikasi penggunaan QRIS pada lokasi point of interest (POI) pada pasar dan pusat perbelanjaan S.I.A.P. QRIS,” kata Ricky.

Penulis : Intoniswan | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim

Tag: