Tulin Onsoi, Gubernur Kaltara: Sudah Banyak Kemajuan di Pedesaan

aa
Gubernur Kaltara DR H Irianto Lambrie usai meresmikan Geduang Ruang Paraktik SMK Negeri 1 Tulin Onsoi, foto bersama dengan para pelajar. ((Foto Infopubdok Kaltara)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Gubernur Kalimantan Utara  (Kaltara), DR H Irianto Lambrie saat berada di Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan dalam rangka kunjungan kerja, melihat sudah banyak kemajuan di pedesaan Kaltara dalam lima tahun terakhir.

Gubernur dalam kunjungan kerjanya menyisir kecamatan-kecamatan di pedalaman dan perbatasan sejak, Sabtu lalu (13/10/2018) didampingi Wakilnya, H Udin Hianggio dan staf. Sebelum ke Tulin Onsoi, juga mengunjungi Kecamatan Sei Menggaris, juga di Kabupaten Nunukan.

Di Tulin Onsoi, Irianto meresmikan gedung Ruang Praktik Siswa (RPS) SMK Negeri 1 Tulin Onsoi dan menandatangani prasasti Pustu Desa Naputi, PAUD Desa Salang dan Gapura Desa Sekikilan.  “Atas nama Pemerintah Provinsi, saya juga menyerahkan bantuan dari Pemprov kepada aparatur pemerintah kecamatan dan desa di sana,” kata gubernur.

Menurutnya, setelah menyaksikan perkembangan di kecamatan-kecamatan,  begitu banyak kemajuan diraih saat ini, utamanya bila dibandingkan dengan 5 tahun lalu. Kemajuan yang terjadi ini, sangat cepat. “Daerah lain, butuh waktu lama untuk mencapai kemajuan seperti yang kita alami di Kaltara,” kata Irianto.

Di bidang pendidikan, Pemprov Kaltara telah memberikan insentif guru, sebesar Rp 500 ribu. Insentif diberikan secara bertahap setiap triwulan. Pemprov berusaha mengelola keuangan secara sehat. Baik dalam penyaluran DAK Pendidikan dan lainnya. Pemprov meyakini, tata kelola keuangan merupakan kunci dari keberhasilan good governance.

“Saya menginformasikan, dari APBN, Kaltara mendapatkan tambahan anggaran untuk program rehab rumah. Bahkan jatahnya per rumah tangga sasaran juga akan meningkat. Pemprov juga akan menggiatkan program layanan kesehatan gratis, baik dokter spesialis maupun psikolog,’ ungkap gubernur.

aa
Gubernur Kaltara DR H Irianto Lambrie melihat rumah Iswandi yang mendapat bantuan dari pemerintah untuk direhabilitasi menjadi layak huni di Mansalong, Kecamatan Lumbis. (Foto Infopubdok Kaltara)

Ia juga mencatat sejumlah usulan dari masyarakat, melalui pemerintah daerah setempat, dan telah memerintahkan  kepada OPD yang terkait untuk menindaklanjutinya. Seperti, pembangunan gedung kantor SMK Negeri 1 Tulin Onsoi, penambahan tower, dan lainnya.

Usai melakukan beberapa kegiatan di Tulin Onsoi, gubernur  melanjutkan perjalanan menuju ke salah satu warga di Mansalong, Kecamatan Lumbis yang menerima program rehab rumah melalui BSPS, atas nama Iswandi. Semoga bantuan pemerintah  ini dapat meningkatkan kepercayaan diri warga, dan nantinya akan semakin giat bekerja juga menatap masa depan yang lebih baik.

Di Lumbis, Irianto juga meresmikan Balai Adat Ansilulum Dayak Tahol di Desa Libang. Balai adat ini dibangun sejak 21 Februari 2017, lewat alokasi Dana Desa Rp 388 juta. Selain itu, juga ada swadaya masyarakat, menurut warga, bantuan masyarakat itu berupa kerelaan menyumbang 1 KK 1 Ulin bulat. Juga adanya bantuan dari masyarakat lainnya. Juga ada kerelaan Rp 20 ribu per bulan per KK selama 1 tahun. Dana lainnya, ada bantuan dari pihak perusahaan.

Balai Adat selain sebagai tempat berkumpul warga dalam berbagai kegiatan, balai adat diharapkan juga dapat menjadi salah satu aset wisata di Nunukan, bahkan Kaltara.”Warga minta diperjuangkan hak hukum, sebagai masyarakat adat,” terang Irianto. “Akhirnya, kita dipertemukan di tempat yang baik ini. Saya dengarkan dan cermati apa yang disampaikan perwakilan Desa Libang,” sambungnya.

Menurut gubernur, ia  sangat apresiasi atas semangat gotong royong masyarakat   yang telah berhasil membangun Balai Adat Ansilulum. Semangat ini merupakan ciri khas masyarakat adat juga bangs. “Di era ini semangat gotong royong itu makin terkikis tapi disini Kaltara dapat dipertahankan bahkan berhasil,” ujarnya.

aa
Gubernur Kaltara DR H Irianto Lambrie bersama Wakilnya H Udin Hianggio di Balai Adat Dayak Tahol. (Foto Infopubdok Kaltara)

Gubernur mengajak semua pihak  berpikir bahwa membangun itu, sumber daya terbesarnya adalah partisipasi masyarakat. Dan, ini ciri daerah yang sudah maju. Cara berpikir ini harus dikembangkan, bahwa kemandirian itu ciri sebuah kemajuan bangsa. Dan, ini dilakukan masyarakat di Eropa atau negara lain. Tapi tetap disiplin dan patuhi aturan yang ada. Ini ciri daerah yang modern.

Bangunan balai  sangat punya ciri khas Dayak Tahol, dan sangat spesifik. “Saya sepakat bahwa balai adat ini tak hanya dibangun untuk sebagai balai adat, atau dikomersialkan dalam arti positif. Kita arahkan untuk obyek wisata, nanti kita coba untuk dandani agar lebih artistik. Pada 2019, apabila anggaran cukup akan kita bantu. Mohon Kepala Bappeda, Kepala Dinas Pariwisata, juga DPUPR-Perkim untuk mengupayakannya,” kata Irianto saat berdialog dengan masyarakat didampingi sejumlah kepala dinas.

Ia mengatakan, dalam pengembangannya nanti bisa bekerjasama dengan Dekranasda, kepala Disperindagkop akan berafiliasi untuk dapat memanfaatkan secara baik keberadaan balai adat.  Di balai adat ini, juga bisa disiapkan kuliner atau budaya yang secara rutin digelar untuk menarik masyarakat sekitar. Jadi, pengelolaannya harus profesional. “Saya juga lihat tariannya sangat khas. Sangat menarik. Termasuk baju adatnya,” papar Irianto.

Gubernur juga  setuju, kedepan dan kini berproses untuk perjuangkan perlindungan hak masyarakat adat. Hal itu sudah dipaparkannya  dalam pertemuan GCF TF di San Fransisco, AS yang membicarakan upaya dunia untuk mengatasi perubahan iklim. Dunia sudah tahu keberagaman masyarakat dan adat di Kaltara. (001)