Uji Fondasi 60 Ton Terowongan Samarinda Segmen Kakap Bikin Retak Rumah Warga

Warga menunjukkan bagian rumahnya yang retak, Kamis 16 Oktober 2025. (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Sejumlah rumah warga di sekitaran proyek pembangunan terowongan di sisi Jalan Kakap Samarinda mengalami retak-retak pada dinding dan lantai, usai pihak kontraktor pelaksana melakukan uji fondasi seberat 60 ton, Rabu 15 Oktober 2025 malam.

Pengujian yang berlangsung pada pukul 20.00 Wita itu, sontak memicu kepanikan sekaligus protes keras dari masyarakat setempat.

Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda Deni Hakim Anwar yang malam itu melihat langsung kejadian itu menceritakan awal terjadinya kepanikan dan amarah dari masyarakat setempat itu.

Malam itu, dia sempat terkejut karena awalnya mendapatkan informasi keributan dari warga yang turun langsung ke bagian depan pagar proyek terowongan, dan memprotes aktivitas alat berat yang beroperasi malam itu.

“Kebetulan lokasinya dekat sekali dengan rumah saya,” kata Deni, di Kantor DPRD Samarinda Jalan Basuki Rahmat, Kamis 16 Oktober 2025.

Deni Hakim Anwar (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Dari kejadian itu, dia langsung melakukan komunikasi dengan Dinas PUPR Samarinda dan pihak kontraktor, untuk memastikan permasalahan dialami warga.

“Kita minta untuk fasilitasi apa yang menjadi kerugiannya. Karena bagaimana pun ini berkaitan dengan proyek pemerintah kota Samarinda,” ujar Deni.

Menurut Deni, getaran dan retakan yang terjadi ini, karena adanya uji fondasi yang dilakukan oleh pihak kontraktor pembangunan terowongan pada malam itu.

“Mereka semalam melakukan pengujian dengan beban 60 ton yang dijatuhkan sebanyak dua kali,” terang Deni.

Uji fondasi itu dilakukan guna memastikan kekuatan struktur terowongan sesuai standar teknis, sebelum masuk tahap akhir pengerjaan.

Proyek terowongan Samarinda segmen Jalan Kakap (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Meskipun begitu, dia menyayangkan tidak adanya komunikasi yang baik antara pihak kontraktor dan masyarakat setempat. Di mana seharusnya kontraktor memberitahukan terlebih dulu kepada warga, apabila ingin melakukan pengujian, agar tidak terjadi kepanikan di masyarakat.

“Uji fondasi dengan beban sebesar itu jelas menimbulkan getaran. Kalau disampaikan dulu, warga tidak akan setakut tadi malam,” sebut Deni.

Deni sudah meminta agar Dinas PUPR Samarinda dan pihak kontraktor, ke depannya dapat memastikan setiap aktivitas proyek terowongan memperhatikan keselamatan warga. Sebab bagaimanapun proyek ini berada berdampingan langsung dengan pemukiman padat penduduk.

“Kami meminta agar perhatikan keselamatan masyarakat, karena itu yang utama. Kita tidak mau dengan adanya proyek ini, keselamatan warga dikesampingkan,” jelas Deni.

“Kemudian untuk dinas terkait kita minta untuk bisa memastikan kegiatan yang ada di terowongan ini berjalan dengan baik, sesuai standar operasional prosedur (SOP),” demikian Deni Hakim Anwar.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi

Tag: