Uni Eropa: Pandemi COVID Belum Berakhir

Eksterior Kantor Badan Obat Eropa di Amsterdam, Belanda, 18 Desember 2020. (REUTERS/Piroschka van de Wouw)

FRANKFURT.NIAGA.ASIA — Seorang pejabat di regulator obat-obatan Uni Eropa mengatakan pada Selasa bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir. Itu bertentangan dengan pernyataan Presiden AS Joe Biden, dan bahwa kampanye vaksinasi yang direncanakan di wilayah tersebut selama musim dingin adalah kunci untuk melawannya.

“Kami di Eropa masih menganggap pandemi ini sedang berlangsung dan penting bagi negara-negara anggota untuk mempersiapkan peluncuran vaksin dan terutama vaksin adaptif untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari penyakit ini di Eropa,” kata Kepala Petugas Medis Badan Obat Eropa (EMA) Steffen Thirstrup, dikutip dari Reuters.

Dia mengatakan itu pada briefing media, mengacu pada vaksin yang menargetkan jenis virus tertentu.

Dia diminta untuk mengomentari pernyataan Biden dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Minggu bahwa “pandemi telah berakhir”.

“Saya tidak bisa menjawab dengan jelas mengapa Presiden Biden sampai pada kesimpulan itu,” kata Thirstrup.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pandemi tetap menjadi darurat global tetapi akhirnya bisa terlihat jika negara-negara menggunakan alat yang mereka miliki.

Selama briefing media, pejabat EMA menegaskan kembali panggilan oleh Direktur Eksekutif agensi Emer Cooke yang dibuat minggu lalu dalam wawancara Reuters Next Newsmaker bahwa orang-orang di Eropa harus mengambil booster COVID-19 apa pun yang tersedia dan direkomendasikan kepada mereka dalam beberapa bulan mendatang.

Terlepas dari vaksin COVID asli, EMA dalam beberapa pekan terakhir telah mendukung sejumlah vaksin yang disesuaikan dengan varian virus Omicron untuk digunakan sebagai suntikan booster guna meringankan beban dari lonjakan infeksi yang dikhawatirkan selama musim gugur dan musim dingin di Eropa.

Kepala strategi vaksin EMA, Marco Cavaleri, mengatakan bahwa badan tersebut juga melihat penggunaan suntikan yang disesuaikan sebagai program vaksinasi utama dan bahwa ada diskusi tentang jenis data yang dapat mendukung persetujuan semacam itu.

Sumber : Kantor Berita Reuters | Editor : Saud Rosadi

Tag: