Unjuk Rasa Rusuh di Belanda, Puluhan Demonstran Ditahan

Para pengunjuk rasa berkumpul di Cafe del Mondo selama demonstrasi menentang kebijakan pembatasan yang sangat ketat di Amsterdam, Belanda, 20 November 2021. (REUTERS/Eva Plevier)

AMSTERDAM.NIAGA.ASIA – Lima petugas kepolisian di Belanda, dan juga sedikitnya 40 demonstran ditahan di tiga provinsi di Belanda menyusul aksi unjuk rasa memprotes pembatasan akses di masa pandemi COVID-19 berlanjut di malam kedua hingga Minggu (21/11).

Pihak berwenang Belanda menggunakan water canon, anjing dan polisi berkuda untuk menghentikan aksi unjuk rasa rusuh warga yang didominasi anak muda, yang membakar dan melemparkan kembang api di sela aksinya.

Aksi itu menjadi yang terburuk sejak pemberlakuan lock down di Belanda. Lebih 500 orang demonstran diamankan sejak Januari 2021.

Aksi rusuh terbaru dimulai pada Jumat malam di Rotterdam, di mana polisi melepaskan tembakan ke arah kerumunan massa selama protes, di mana menurut Wali Kota Rotterdam relah berubah menjadi aksi kekerasan.

Tiga orang demonstran diduga kuat terkena peluru polisi, dan saat ini masih dirawat di rumah sakit pada Minggu. Demikian pernyataan pihak berwenang.

Demo Soal COVID-19 di Belanda Rusuh, Tiga Orang Terluka

Protes dipicu oleh penentangan terhadap rencana pemerintah untuk membatasi penggunaan kartu COVID-19 nasional, bagi orang-orang yang telah pulih dari COVID-19 atau telah divaksinasi. Meski tidak termasuk mereka yang mengantongi hasil tes COVID-19 negatif.

Belanda menerapkan kembali kebijakan lockdown bagi 17,5 juta populasinya sejak akhir pekan lalu. Tahap awal berlangsung selama tiga pekan.

Kebijakan itu sebagai upaya menekan penularan COVID-19. Namun demikian angka kasus infeksi harian tetap pada level tertinggi sejak awal pandemi 2020 lalu.

Kalangan anak muda juga marah dengan larangan pesta kembang api di malam tahun baru 2022 mendatang, yang juga sebagai upaya untuk meminimalisir penularan, yang berimbas pada meningkatnya beban perawatan rumah sakit akibat lonjakan pasien COVID-19.

Dua pertandingan sepak bola liga Eredivisie, yang ditutup untuk umum seiring pembatasan COVID-19 yang lebih ketat, sempat terganggu pada Sabtu malam, ketika sekelompok kecil penggemar memaksa masuk ke stadion dan melemparkan kembang api.

Tiga belas demonstran lainnya yang ditangkap juga dilaporkan oleh polisi di dua kota di provinsi selatan Limburg. Sementara gangguan serupa juga dilaporkan di provinsi utara Flevoland. Delapan orang ditahan di kota Urk, tempat lab pengujian COVID-19 dibakar awal tahun 2021 lalu.

Sumber : REUTERS | Editor : Saud Rosadi

Tag: