Vaksinasi COVID-19, Begini Cara Dokter Lanal Nunukan Mengatasi Fobia Suntikan

Letda Laut (K) dr. Diputra Prima bersama warga penerima vaksin Lanal Nunukan (foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Bertugas sejak Juni 2021 di Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Nunukan, sosok Letda Laut (K) dr. Diputra Prima cukup terkenal di lingkungan tenaga kesehatan baik TNI – Polri ataupun Dinas Kesehatan Nunukan.

Perwira TNI AL lulusan ilmu kedokteran tahun 2018 ini telah mengikuti kegiatan imunisasi vaksinasi massal sejak TNI-Polri menggelar serbuan vaksin bagi masyarakat dan pegawai pemerintah di Kabupaten Nunukan.

“Saya lupa sudah berapa banyak menyuntikkan vaksin ke masyarakat dan rata-rata mereka hampir tidak merasakan sakitnya jarum suntik,” katanya pada Niaga.Asia, Selasa (27/07).

Sebagai dokter, Diputra Prima kerap kali memberikan kiat atau semacam saran kepada warga  yang memiliki rasa takut terhadap jarum suntik. Pasalnya, tidak sedikit masyarakat gelisah bahkan gemetar hingga berteriak saat hendak menerima suntikan.

Kondisi seperti adalah hal biasa, terutama bagi warga  yang tidak familiar atau fobia dengan jarum suntik. Padahal untuk mengatasi rasa ketakutan cukup dengan menarik napas atau mengalihkan konsentrasi pikiran.

“Ada orang belum di suntik sudah nangis teriak, tapi kebiasaan saat jarum suntik masuk mereka tidak sadar, malah tanya sudah ya dok,” ucapnya.

Tenaga kesehatan atau dokter harus memahami psikologi warga, tidak semua memiliki keberanian disuntik, meski pada kenyataannya rasa sakitnya tidak sesakit yang dibayangkan.

Belajar dari pengalaman bertugas 8 bulan di wisma atlet di Jakarta sebagai salah satu tempat perawatan pasien Covid-19, dokter muda ini mengaku memiliki cara yang selalu berhasil menyelesaikan suntikan tanpa dirasakan warga.

Dengan alat suntik tergolong kecil berisi satu cc, imunisasi vaksin tidak perlu ditakutkan karena tidak menimbulkan rasa sakit. Ini berbeda dengan suntikan pengobatan lainnya yang memerlukan 2 sampai 4 cc.

“Proses penyuntikan vaksin itu sekitar 2 atau 3 detik, yang lama itukan menunggu scanning dan antri giliran,” beber Diputra.

Sejak digelarnya vaksinasi massal di Nunukan, Diputra mengaku telah mengikuti kegiatan vaksin gabungan TNI – Polri bersama pemerintah daerah sebanyak 4.000 orang, sedangkan khusus untuk Lanal Nunukan sebanyak 1.995.

Rata-rata penerima vaksin merasakan efek samping pasca imunisasi berupa pusing dan lapar, keluhan tersebut hal biasa yang tidak perlu dikuatirkan karena secara perlahan akan normal kembali.

“Pasca menerima vaksin, antibodi tubuh biasanya bekerja membuat metabolisme merasakan pusing dan lapar, makanya tiap hendak vaksin disarankan makan,” bebernya.

Penulis : Budi Anshori | Editor Rachmat Rolau

Tag: