Wabah Covid-19 Meningkat, RSUD Nunukan Tiadakan Jam Besuk Pasien

RSUD Nunukan tiadakan jam besuk pasien dan datangkan oksigen medis dari Berau untuk pasien COVID-19. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Terhitung sejak 21 Juli 2021, kunjungan besuk untuk pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan, ditiadakan, karena meningkatnya setiap hari kasus konfirmasi positif Covid-19.

Direktur RSUD Nunukan dr. Dulman mengatakan, ditutupnya jam besuk pasien rawat inap terpaksa dilakukan demi menjaga kesehatan pasien dan orang-orang yang datang menjenguk keluarganya di rumah sakit.

“Kita harus menjaga kesehatan masyarakat ya, jangan penjenguk datang bawa virus corona atau sebaliknya pasien menularkan ke pembesuk,” katanya pada Niaga.Asia, Kamis (22/07).

Ditiadakannya jam besuk pasien diberlakukan pasca meningkatnya kasus dan masuknya Covid-19 Varian Delta B.1.617.2 yang sudah menularkan ke klaster-cluster baru di lingkungan keluarga dan perkantoran.

Dikatakan dr. Dulman, hampir setiap hari terjadi kematian pada pasien Covid-19, ditambah sekitar 8 orang pasien mengalami drop di ruang isolasi menggunakan pentilator dan perlu penanganan cepat.

“Ruang pinere Covid-19 RSUD Nunukan full pasien, disana ada sekitar 30 orang dalam kondisi kurang baik,” bebernya.

Oksigen Didatangkan dari Berau

Penularan Covid-19 varian delta sangat cepat. Pasien yang  tertular virus ini memerlukan perawatan dan penanganan serius. Karena itu, sangat tidak baik jika rumah sakit kedatangan banyak pengunjung yang hanya sekedar bersilaturahmi.

Pemberlakuan larangan besuk diberlakukan untuk semua pasien dan akan diperpanjang jika kondisi pandemi masih dalam keadaan membahayakan bagi semua pihak.

“Kita lihat kondisi, kalau situasi membaik segera dibuka jam jenguk pasien dan itupun tetap dalam pemantauan,” terang dr Dulman.

Kondisi memprihatinkan tidak hanya pada meningkatkan jumlah kasus positif, RSUD Nunukan mulai kesulitan oksigen, suplai oksigen yang sebelumnya diambil dari kota Tarakan, sangat terbatas pasca tingginya kasus di semua wilayah Kalimantan Utara.

Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, RSUD Nunukan berinisiatif mensuplai dari penyedia oksigen yang berada di Kabupaten Berau, untuk 150 tabung dikirim per tiap 2 hari ke Nunukan.

“Kita tidak dapat suplai oksigen dari Tarakan lagi, disana juga kekurangan oksigen, untuk mereka saja tidak cukup,” terang Dulman.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: