
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji menyambangi 4 mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan perakitan bom molotov, Rabu (3/9/2025).
Keempat tersangka hingga kini masih ditahan di Polresta Samarinda pasca dilakukannya penggerebekan di Sekretariat Himpunan Mahasiswa Sejarah (Himsera) FKIP Unmul, pada Minggu (31/8) malam atau H-1 aksi Aliansi Mahakam.
Dalam kunjungannya, Seno Aji menegaskan kehadirannya bukan untuk mengintervensi proses hukum, melainkan memastikan para mahasiswa mendapat perlakuan yang baik.
“Saya ke sini hanya ingin memastikan bahwa adik-adik diperlakukan dengan baik oleh pihak kepolisian. Syukur alhamdulillah memang sangat diperlakukan dengan baik oleh Pak Kapolres dan Kasat Reskrim,” ujarnya, Rabu (3/9).
Ia menyebut telah berdialog langsung dengan para mahasiswa, termasuk menanyakan apakah mereka sudah mengabarkan kondisi mereka kepada orang tua masing-masing.
“Mereka ini adalah anak-anak kita semua yang masih panjang masa depannya. Ada yang semester 5, ada yang semester 7 dan mereka semuanya adalah calon tenaga pendidik,” terangnya.

Terkait kemungkinan adanya penangguhan penahanan, Seno menyerahkan sepenuhnya pada mekanisme hukum. Menurutnya, hal itu akan diupayakan oleh kuasa hukum para mahasiswa dan dipertimbangkan kepolisian.
“Nanti kuasa hukum yang melakukan itu, apakah itu sebagai penangguhan penahanan. Tentu Pak Kapolres yang akan menilai layak atau tidak. Apalagi ada yang sedang KKN, tentu psikologi mereka juga harus dipulihkan,” tegasnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unmul, Moh. Bahzar yang hadir dalam konferensi pers penetapan keempat tersangka, menegaskan bahwa pihak kampus akan menyerahkan sepenuhnya perkara ini kepada kepolisian.
Namun, ia memastikan Unmul tetap memberi pendampingan hukum kepada mahasiswa yang tersangkut masalah.
“Kalau memang bersalah, tentu kami mohon maaf sebesar-besarnya. Tapi yang perlu dicari adalah otak di balik itu semua. Kami bersama Fakultas Hukum tentu akan mendampingi mahasiswa kami,” katanya.
Ia juga mengapresiasi jalannya aksi Aliansi Mahakam yang berlangsung damai pada 1 September 2025 kemarin. Menurutnya, aksi tersebut mendapat apresiasi karena tidak terlalu anarkis.
“Alhamdulillah demo anak-anak Unmul mendapat apresiasi dari seluruh Indonesia. Tidak ada anarkis, tidak ada pembakaran. Itu luar biasa,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Presiden BEM KM Unmul, Muhammad Ilham Maulana, mengaku empat mahasiswa yang kini jadi tersangka adalah rekan dekatnya.
“Saya yakin mereka orang baik, kaum terpelajar yang tahu bagaimana caranya bertindak. Mereka teman seperjuangan saya, sering diskusi, dan saya kenal baik mereka,” bebernya.
Ia menceritakan, saat penggerebekan di sekretariat Himsera, dirinya sedang berada di posko open donasi di kawasan Lembuswana. Informasi penangkapan baru ia terima sekitar pukul 01.30 WITA, 1 September 2025.
“Saat itu saya mengajak teman-teman ayo kita periksa ke sana. Tapi teman-teman melarang karena ketua BEM lebih baik stand by di posko saja biar teman-teman lain yang periksa. Nah, pada saat mereka periksa ke sana, tiba-tiba saya mendapat informasi bahwa semua juga ditahan dan dibawa ke polres. Sudah hilang komunikasi saat itu,” paparnya.
Ilham menegaskan, hingga kini aliansi mahasiswa belum membahas rencana aksi lanjutan setelah 1 September 2025. Fokus utama mereka saat ini adalah memastikan pembebasan rekan-rekannya.
“Kami bersepakat di Aliansi Mahakam jangan ada dulu pergerakan. Prioritas utama adalah bagaimana kawan-kawan ini bisa bebas,” pungkasnya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan
Tag: Bom MolotovmahasiswaUnmul