
BONTANG.NIAGA.ASIA – Walikota Bontang, Basri Rase, meminta pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bangkit menghadapi tantangan zaman yang terus berkemban dan tidak terlalu bergantung sepenuhnya dengan sumber daya alam (SDA).
Hal ini disampaikan Basri Rase usai melantik 30 Pengurus Asosiasi Industri Kerajinan (Asik) di Gedung Pendopo Walikota Bontang, Rabu (29/05/2024).
Ia menjelaskan, Bontang dikenal sebagai kawasan industri petrokimia seperti migas dan kondesat.
Sebagian besar pendapatan daerah bersumber dari dua sektor tersebut. Hanya saja, daerah tidak boleh tergantung pada SDA karena suatu saat akan habis.
“Sebelumnya era pertambangan minerba dan migas berakhir atau pasca industri, UMKM harus mengambil peran dan bangkit dalam perekonomian daerah,” jelasnya.
Dia juga menekankan inovasi produk untuk ditingkatkan lagi dari desain ketika diproduksi hingga saat dikemas untuk dijual. Produk-produk yang dipasarkan di Singapura saja merupakan hasil kerajinan dari beberapa daerah di Indonesia.
“Namun karena ada sentuhan inovasi yang dikemas lebih menarik, tak heran jika produk-produk Indonesia justru laris di Singapura,”ujarnya.
Untuk itu, dia pun berharap UMKM dan Industri kreatif mulailah berbenah. Siapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas termasuk sarana dan prasarana agar daerah bisa siap menghadapi era pasca industri.
“Agar mampu bersaing, pelaku UMKM juga dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman sesuai dengan kehendak pasar,” pungkasnya.
Penulis : Kontributor Niaga Asia, Dahlia | Editor : Intoniswan | Advetorial
Tag: UMKM