Walikota Malang: 129 Tewas karena Panik

Kepanikan terjadi di stadion Kanjuruhan Malang setelah aparat keamanan melontarkan gas air mata ke tribun penonton. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Wali Kota Malang, Sutiaji menegaskan, 129 orang tewas dalam kejadian di stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (01/10/2022) usai pertandingan Arema-Persebaya, bukan korban kerusuhan antar supporter kedua tim, tapi korban kepanikan, sesak napas dan terinjak-injak.

“Saya tidak terima disebut telah terjadi kerusuhan di Malang. Supporter itu korban  kepanikan yang terjadi dalam stadion,” kata Sutiaji pada BreakingNews METROTV, pagi ini.

Dalam pertandingan yang berakhir Arema (2) Persebaya (3) itu, menurut wali kota Malang, tidak ada bentrok antara supporter Arema dengan supporter Persebaya pada akhir pertandingan.

“Tidak ada kerusuhan, yang terjadi kenaikan dalam stadion,” ucapnya.

“Aada pasangan suami istri meninggal dalam stadion, sedangkan anaknya usia 5 tahun selamat,” kata Sutiaji.

Berdasarkan tayangan yang dapat ditangkap Niaga.Asia, setelah wasit meniup tanda pertandingan berakhir, sejumlah penonton masuk ke lapangan, petugas keamanan terlihat mengarahkan agar ke luar dari lapangan.

Kemudian, dari berbagai sisi tribun Kanjuruhan Malang yang diperkirakan dipenuhi penonton 41 ribu orang terlihat asap, yang diduga dari gas air mata yang ditembakkan petugas keamanan. Dari situ terjadilah kepanikan luar biasa, bahkan hingga subuh Minggu.

Sementara Kapolda Jawa Timur (Jatim), Irjen. Pol. Dr. Nico Afinta dalam keterangan pers singkatnya kepada sejumlah televisi, pagi ini mengatakan, masih ada 188 orang dirawat di berbagai rumah sakit di Malang.

Ia membenarkan polisi telah melontarkan gas air mata dalam stadion untuk mencegah penonton mengejar pemain Arema dan official.

“Setelah itu terjadi kerusuhan hingga keluar stadion,” katanya.

Disebut Kapolda, dalam rusuh di luar stadion, sebanyak 13 kendaraan roda 4 dan truk dibakar, 10 diantaranya kendaraan Kepolisian.

Editor: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Tag: