Warga Belum Punya WC, Septik Tank Komunal Belum Berfungsi

Proyek septik tank individual dan komunal tahun 2020 belum dimanfaatkan (foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Sejumah septik tank  individual dan komunal bantuan pemerintah di Desa Binusan dan permukiman penduduk Sei Fatimah, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, belum belum berfungsi menampung limbah rumah tangga sebab, warga masyarakat penerima bantuan ada yang belum membuat WC di rumahnya masing-masing atau WC umum yang terhubung dengan septik tank.

Proyek yang sumber dananya dari  Dana Alokasi Khusus (DAK) DAK Reguler Penugasan dan Afirmasi tahun 2020 itu dimaksudkan mengurangi pembuangan limbah rumah tangga langsung ke sungai yang dampaknya mencemari air.

Belum berfungsinya septik tank tidak lepas dari persoalan ekonomi. Sebagian penerima bantuan mengaku belum memiliki uang membeli kloset dan mendirikan bangunan sederhana untuk WC rumahnya.

“Kami tidak dikasih kloset, kebetulan belum ada uang bangun WC-nya, jadi belum difungsikan,” kata Erna, warga Jalan Sei Fatimah RT 04, Kecamatan Nunukan Selatan, pada Niaga.Asia, Minggu (22/08).

aa
Proyek septik tank di Sungai  Bolong banyak rusak (foto Budianshori/Niaga.Asia)

Septik tank  komunal (bersama) yang terpasang di bagian samping belakang rumah milik Erna difungsikan untuk menampung limbah tiga kepala keluarga yang selama ini  masih  buang air besar langsung  di sungai-sungai.

Dilokasi pemasangan septik tank sendiri terlihat 3 buah pipa berukuran besar dibiarkan tergeletak di tanah. Baru 1 pipa terhubung kebagian belakang rumah warga, namun belum difungsikan sebagai tempat pembuangan tinja.

“Saya mau cepat pakai tapi belum ada duit, mau dipasangkan tiang-tiang bangun WC, beli juga pintunya,” ucapnya.

Kondisi serupa ditemukan pula pemukiman penduduk Desa Binusan RT 02. Terlihat septik tank  individual masih dibungkus semen beton dengan pipa yang belum terhubung ke rumah warga penerima bantuan.

Berdasarkan keterangan warga bernama Sarbiah (60), septik tank merupakan program bantuan dari Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPUPRPKPP) Nunukan.

“Hampir 1 tahun septik tank tapi belum tersambung ke rumah (milik anak), belum ada klosetnya,” tutur dia.

Berbeda dengan Erna dan Sarbiah, Masriang warga RT 2 Desa Binusan telah memanfaatkan bantuan septik tank individual. Warga ini membangun WC sederhana berdinding kayu yang posisinya terpisah dari bangunan rumah.

“Sempat tidak dipakai beberapa bulan, lalu kami kumpul-kumpul uang bangun WC di belakang rumah,” bebernya.

Masriang menuturkan, sebelum dilakukan pemasangan septik tank serta pipa, petugas penanggung jawab koordinator kegiatan memberikan uang Rp 500 ribu untuk ongkos pekerjaan galian lubang septik tank.

Pekerjaan galian dilakukan sendiri tanpa melibatkan kelompok-kelompok masyarakat, hanya sesekali koordinator kegiatan datang melihat hasil galian memastikan ukuran luas sesuai besaran septik tank.

“Suami saya sendiri yang gali lubang septik tank, tapi adalah dapat uang Rp 500 ribu disana,” jelasnya.

Proyek septik tank menelan  anggaran Rp 9,779, 024.000, Selain Desa Binusan dan Sei Fatimah, Kecamatan Nunukan, program ini menyasar juga desa-desa di Kecamatan Sebatik dan Sei Menggaris

Harga satuan proyek septik tank individual dianggarkan sebesar Rp 11 juta. Sedangkan septik tank komunal dianggarkan Rp 40 juta. Program pemerintah pusat ini diharapkan dapat mengatasi stunting di pemukiman penduduk pedesaan.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: