Warga Lapas Nunukan Diajarkan 14 Surah Pendek dan Bacaan Sholat

aa
Kalapas Nunukan, Pujiono Slamet. (Foto Budi Anshori)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Ratusan warga binaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sei Jepun, Kebupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengikuti pembinaan kerohanian dengan metode pendidikan hapal 14 surah pendek Al quran dan tuntunan bacaan sholat yang benar.

Kepala Lapas (Kalapas) Nunukan Pujiono Slamet mengatakan, program kerohanian masuk dalam pembinaan kepribadian tiap warga binaan yang secara keharusan dijalani untuk syarat mendapatan ceklist pengurangan hukuman atau remisi. “Syarat mendapatkan remisi haruslah berkelakuan baik dan mengikuti kegiatan pembinaan selama menghuni lapas,” ujarnya, Senin (08/04/2019).

879 Warga Binaan Lapas Nunukan Terancam Kehilangan Hak Pilih

Untuk menumbuhkan rasa keimaman dan prilaku baik, Lapas Nunukan membuat program yang disebut “Lulus Santri”, mereka yang hapal 14 surah pendek dan tuntutan bacaan sholat yang benar akan diberikan penilataan dan sertifikat dari Kementerian Agama (Kemenag) Nunukan.

Selain menerbitkan sertifikat kelulusan, Kemenag Nunukan setiap hari mengirimkan perwakilan tenaga pengajar ustad untuk memberikan pelajaran bacaan alquran dan tata cara tuntutan sholat yang benar. “Jangan harap mendapatkan remisi kalau prilaku mereka buruk, makanya warga binaan muslim harus mengikuti kegiatan ini,” tegasnya.  Bagi yang telah hapal surah pendek dan pandai mengaji, Lapas Nunukan mengarahkan mereka untuk mengikuti program khusus yaitu hafiz alquran ditambah pembinaan prilaku hidup sehari-hari antara manusia dengan Allah.

Lulusan hafiz alquran secara khusus akan memberikan reward berupa pengajuan pengurangan hukuman dari Lapas Nunukan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.

“Saya akan membuat rekomendasi khsusu lulusan hafiz Lapas Nunukan mendapat pengurangan hukum diluar hak mendapatkan remisi tahunan,” kata Pujiono.

Warga-warga binaan yang telah mengikuti program Lulus Santri diharapkan bisa mengambil hikmah baik dari pelajaran agama, mereka harus berubah merubah atau menghilangkan sifat-sifat tidak terpuji.

Pembinaan kepribadian tidak sebatas bidang keagamaan, kami melalui pendekatan secara pribadi dan umum selaku menghimbau mereka agar menciptakan suatu kegiatan positif selama berada di Lapas. “Banyak pelatihan keterampilan di Lapas Nunukan, mereka harusnya rajin mengikuti kegiatan itu untuk bekal hidup selanjutnya nanti,” ungkapnya. (001)